Tujuan
Untuk pemeriksaan penyakit udang secara mikroskopis
Alat dan Bahan
- Objek glass
- Cover glass
- Pipet Pasteur
- Pinset
- Mikroskop cahaya
-->
Tujuan
Untuk pemeriksaan penyakit udang secara mikroskopis
Alat dan Bahan
Tujuan: mengisolasi bakteri penyebab penyakit pada udang
Alat dan bahan:
- Udang
- Media bakteri
- Disinfektan permukaan
- Ose
- Gloves
- Masker
- Alat bedah
- spuit
Nama lain: -
Etiologi/ penyebab:
Erysipelothrix rhusiopathiae [1], bakteri gram positif basil, non acid fast, oportunis, mampu bertahan lama di lingkungan dan tumbuh di mukus kulit ikan[2,3]. Terkadang bakteri ini muncul bersama dengan patogen lain seperti Staphylococcus aureus dan Cryptococcus neoformans [3].
Hospes :
pinnipeds, cetacean [1]. Penyakit ini dilaporkan pada paus beluga (Deplhinaptherus leucas) [2], lumba-lumba hidung botol southern right whale (E. australis) [3], porpoise (Phocoena phocoena) [5], rough-toothed dolphin (Steno bredanensis) [8]. Selain di mamalia laut, bakteri E. rhusiophatiae ini telah terdeteksi di ikan air tawar, ikan laut, dan kepiting laut [2].
Acute hepatopancreatic Necrosis Disease (AHPND) merupakan penyakit udang yang telah menyebabkan kerugian dan menurunkan tingkat produksi udang vaname secara global. Penyebaran penyakit AHPND cukup cepat sejak pertama kali diidentifikasi. Penyakit AHPND ditandai dengan kematian mulai dari 10 hari tebar atau kurang dari 30 hari penebaran. Gejala klinisnya dicirikan dengan hepatopankreas akan berwarna putih, mengecil (atrofi), karapas melunak, usus putus-putus atau kosong, dan bercak hitam karena adanya melanisasi (OIE, 2021).
Umumnya, deteksi penyakit AHPND menggunakan metode molekuler (PCR). Metode PCR membutuhkan peralatan dan keterampilan khusus yang jarang ditemukan pada lokasi tambak udang vaname, sehingga diperlukan metode diagnosis secara klinis oleh teknisi tambak untuk mencegah kerugian serta penyebaran AHPND. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah Practical Scoring System (PSS) yang dirangkum dari Olvera dan Rosales (2022). Metode ini didasarkan pada perubahan saluran pencernaan, perubahan warna, dan tampilan hepatopankreas (HP) secara eksternal dan internal. Setiap perubahan pada PSS dikategorikan 0 dan 1 berdasarkan keberadaan isi usus dan lambung. Khusus hepatopankreas kategori dibagi menjadi 0 hingga 3 dengan klasifikasi hepatopankreas dengan dan tanpa membran.
Langkah-langkah untuk melakukan PSS adalah sebagai berikut:
Nama lain: -
Nama lain: Bolitas Blancas = Zoea syndrome [5]
Etiologi/ penyebab: Bolitas blancas disebutkan disebabkan oleh V. harveyi [1], V. Alginolyticus [7]. Adapula yang menyebutkan bahwa penyebab sindrom bolitas adalah toksin dari bakteri terutama Vibrio sp. [3,7]. Dan sejumlah informasi menyebutkan keterkaitan dengan efek logam berat [7]. Sedangkan untuk bolitas nigricans, sepertinya tidak berkaitan secara langsung dengan bakteri. Bola-bola kecil pada bolitas nigricans teridentifikasi sebagai zat klorofil. Tampilannya berwarna hitam karena toksin yang dihasilkan oleh bakteri yang ada di saluran pencernaan [7].
Nama lain: bacterial septicaemia [3], systemic vibriosis [3], Seagull syndrome, Sindroma de caviota [5], seagull syndrome, sindroma gaviota, black/brown spot disease [11], Syndrome 93 [13]
Etiologi/ penyebab: Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Vibrio spp dari berbagai spesies seperti Vibrio harveyi, V. alginolyticus, V.parahaemolyticus, V. anguillarum, V. mimicus, V. fluvialis, V. splendidus, V. penaeicida, V. campbellii, V. carchariae, V. cholerae, V. damsela, V. ordalii, and V. vulnificus [4,5]. Merupakan bakteri gram negative motil berbentuk batang [14]. Bakteri ini bersifat oportunistik, dapat bertindak sebagai agek penyakit tunggal maupun infeksi sekunder [12].
Hospes : P. japonicus, P. monodon, P. vannamei [5]
Stadium rentan : juvenil dan hampir seluruh stadium udang [4,5]
Nama lain:-
Etiologi/ penyebab
Famili alloherpesvirus, dsDNA virus, icosahedral dan spheris, berdiameter 150-200nm [1]. Virus ini diduga merupakan pathogen oportunis [2].
Stadium rentan : -
Nama lain: Big belly, skinny pot belly, Pot Belly Disease (PBD)
Etiologi/ penyebab
Penyebab dari penyakit ini belum begitu jelas namun indikasinya berkaitan
erat dengan infeksi bakteri intraseluler, gram negatif, cocobasil. Berbagai
gambaran patologis dari sindrom ini mendekati dengan deskripsi dari
perubahan yang disebabkan oleh Edwardsiella ictaluri [1,2].
Hospes
Ikan kakap putih (Lates calcarifer) [1]. Ditemukan pada benih
kakap umur 25-50 hari [3]. Ikan dewasa (120gr) juga dapat terserang
penyakit ini [6]. Hingga saat ini, penyakit ini hanya ditemukan pada ikan
kakap putih saja [8].
Diagnosa merupakan suatu aspek penting dalam manajemen kesehatan udang. Diagnosa sangat membantu untuk mengetahui adanya penyakit. Diagnosa dapat dilakukan dengan metode yang sederhana hingga kompleks. Diagnosa yang tepat akan menjadi acuan dalam pengendalian penyakit. Metode cepat dan sederhana dapat digunakan membantu diagnosa penyakit udang diantaranya: pewarnaan, ulas haemolim, squash, pemeriksaan insang dan hepatopankreas. Metode-metode ini dapat dilakukan pada tempat yang memiiki peralatan mikroskop.