Nama lain
saddleback disease, Fin Rot, Myxobacterial disease, Balck Patch necrosis,
cotton wool disease [2], bacterial gill disease [6]
Etiologi/ penyebab
Flavobacterium columnaris, dahulu bernama Bacillus columnaris,
Chondrococcus columnaris, Cytophaga columnaris, dan Flexibacter
columnaris [1]. Merupakan bakteri gram negatif, batang, berukuran lebar 0.5–0.7mm × panjang 3–5mm [5]
Hospes
Stadium rentan
ikan usia muda lebih rentan [1]
Epizootiologi:
Bakteri F. columnare pertama kali diamati
menyebabkan penyakit epizootic pada ikan pada tahun 1917-1919 [4]. Bakteri ini
merupakan bakteri yang umum menyerang insang dan kulit ikan air tawar [2]. Penyakit
ini tersebar luas di Amerika Utara dan Selatan, Eropa, Asia, Australia, dan
Afrika. Kematian dapat bertipe akut, subakut, atau kronis bergantung kondisi epizootic
ikan. Tingkat kematian umumnya mencapai 60-90%. Penularan terjadi secara
horizontal [1]. Ikan yang bertahan dapat
menjadi sumber reservoir [1,3]. Belum ada informasi bakteri ini ditularkan
secara vertical [4].
Faktor pendukung
Bakteri F. columnare merupakan pathogen oportunis, infeksinya tidak
bersifat spontan namun disebabkan adanya kelukaan pada ikan, defisiensi nutrisi
atau fisik. Outbreak biasanya berkaitan dengan faktor suhu dan stress [3]. Penyakit ini lebih sering terjadi pada suhu hangat (20oC)
[1]. Mortalitas dan tingkat infeksi akut
bergantung pada peningkatan suhu. Infeksi yang terjadi pada suhu <15oC tidak
membahayakan [2]. Namun demikian strain yang sangat virulen dapat mengakibatkan
infeksi yang berat pada suhu rendah [9]. Pada studi yang lain, menunjukkan bahwa
bakteri ini kurang pathogen pada air yang lunak [2]. Outbreak banyak berkaitan
dengan kondisi stress seperti rendahnya DO, tingginya konsentrasi ammonia dan
nitrit, dan tingkat kepadatan yang tinggi. Handling dan luka pada kulit/
mukosa, polusi organic, nitrit yang tinggi dapat menjadi predisposisi untuk
penyakit ini [1,2]
Gejala Klinis
Gejala klinis dapat
bersifat akut, perakut, dan kronis [9]. Ikan yang menderita penyakit ini
terlihat mengapung, kehilangan nafsu makan, dan letargi [1]. Infeksi yang
disebabkan oleh F. columnare utamanya
merupakan infeksi epithelial. Lesi diawali dari insang dan kulit lalu bersifat
sistemik. Lesi biasanya berbentuk plak/bercak putih dengan tepi kemerahan pada
kepala, bagian belakang, sirip, dan sirip caudal [2]. Terkadang tepi berwarna
kuning akibat perluasan pigmen kuning dari bakteri [9]. Ulcerasi semacam ini
berkembang secara radial masuk ke jaringan yang lebih dalam. Sedangkan pada
insang, infeksi dimulai dari tepi lalemlla lalu menyebabkan nekrosis hingga ke
archus insang. Tulang sirip yang terpengaruh menajdi rusak sehingga muncul gambaran
geripis [2]. Lesi internal biasanya tidak begitu kentara. Pada beberapa kasus,
terjadi kematian tanpa gejala klinis [1].
Gb. Lesi pada Columnaris Disease (Lio-po et al, 2001) |
Perubahan patologi
Secara makroskopis
teramati adanya epidermal spongisis, nekrosis dan ulcerasi dengan ulcerasi yang
meluas hingga dermis serta terjadi hyperemia peripheral dan hemoragi [3, 9].
Pada kulit akan dijumpai lesi saddlepatch dimana terdapat nekrosis dan
sloughing disertai hilangnya melanosit. Bakteri berfilamen sulit teramati pada
histopatologi [8].
Gb. Massa bakteri Flavobacterium columnare pada ujung lamella sekunder insang (Pict Prof H. Wakabayashi) |
Diagnosa banding
Pada kelompok karper,
penyakit ini memiliki gejala klinis serupa dengan carp erythrodermatitis (CE)
[6].
Metode Diagnosa
Metode wet mount insang dan kulit dapat digunakan untuk melihat bakteri
yang berbentuk panjang, batang tipis (∼0.50 – 1.0 × 4 –10 μm) dengan gerakan lentur. Dalam jumlah
banyak bakteri ini terlihat seperti jerami [2]. Isolasi dapat dilakukan dari
insang, lesi tubuh, organ dalam (ginjal, hati, limpa) [5]. Isolasi atau kultur tidak menjamin dapat
digunakan untuk diagnose sebab bakteri ini rentan terhadap antibiotic tertentu
atau antiseptic. Media yang digunakan membutuhkan uji sensitivitas terlebih
dahulu. Diagnosa definitif F. columnare dilakukan
dengan uji biokimia atau aglutinasi [2]. Bakteri F. columnare juga dapat dideteksi menggunakan metode IFAT [3].
Pencegahan dan
Pengendalian
Pengobatan penyakit columnaris dapat diobati dengan perendaman antiseptic
atau potassium permanganate/ kupri sulfat (40mg/L selama 20menit atau 500mg/L
selama 1 menit) jangka panjang [2]. Pemberian kation seperti sodium, potassium,
kalsium, dan magnesium akan menurunkan infektivitas bakteri [3]. Pengobatan
dengan antibiotic menggunakan oksitetrasiklin 50-100mg/kg berat badan/ hari
selama 10 hari. Pengobatan eksternal dapat menggunakan oksitetrasiklin 26-60mg/L
perendaman selama 1 jam [7]. Pengobatan juga harus diikuti dengan pengendalian
kualitas air. Menurunkan suhu air mungkin dapat membantu mengurangi tingkat
keparahan penyakit. Pengobatan dengan vaksin masih dalam tahap pengembangan,
namun telah ada vaksin untuk penyakit columnaris yang dijual bebas [2].
Referensi
- Lafrentz, B.R., A.W. Goodwin, C.A. Shoemaker. 2012. 1.2.3 Columnaris Disease. Blue Book AFS-HS
- Noga, E J. 2010. Fish disease : diagnosis and treatment / Second Edition. Blackwell Publishing
- Lio-Po, G.D., C.R. Lavilla E.R. Cruz-Lacierda (Ed). 2001.
Health Management in Aquaculture. Southeast Asian Fisheries Development Center,
Aquaculture Department: Iloilo
- Woo,
P.T.K. dan Cipriano, R.C. 2017. Fish Viruses and Bacteria: Pathobiology and
Protection. CAB International: UK
- Woo,
P.T.K dan Bruno, D.W (Ed). 2011. Fish Diseases and Disorders, Volume 3: Viral,
Bacterial and Fungal Infections 2nd Edition. CABi: UK
- Hoole, D., D. Bucke,
P.Burgess., I Wellby. 2001. Diseases of Carp and Other Cyprinid Fishes
Blackwell Science: Great Britain
- Austin, B. dan Newaj-Fyzul, A (ed). 2017. Diagnosis
and Control of Diseases of Fish and Shellfish. John Wilte & Sons Ltd:
Croydon
- Fergusson, F.W. (ed). 2006. Systemic Pathology of Fish A Text and Atlas of Normal Tissues in Teleosts and their Responses in Disease. Scotian Press: UK
- Roberts, R.J (Ed). Fish Pathology 4th Ed. Wiley-Blackwell: UK
No comments:
Post a Comment