Nutrisi yang baik akan menyokong produksi daging yang berkualitas,
sehat, dan ekonomis. Pakan menjadi salah
satu factor penting dalam budidaya. Pakan sendiri menjadi hal yang kritis sebab
40-50% biaya produksi dalam budidaya ikan berasal dari pakan. Dalam industri
perikanan, pakan telah banyak dikembangkan dengan komposisi yang mampu
meningkatkan pertumbuhan dan kesehatan bagi ikan.
Secara umum, ikan mampu mencari makan sendiri di alam bebas. Namun
demikian pada ikan peliharaan pakan ikan tetap harus ditunjang untuk mencapai
target produksi. Pakan secara penuh disiapkan apabila ikan tersebut dipelihara
secara indoor dengan kepadatan tinggi. Pakan bersifat suplemen bila ikan
dipelihara di kolam tanah.
Komposisi pakan ikan umumnya mengandung protein (18-50%), lemak
(10-25%), karbohidrat (15-20%), abu< 8.5%), fosfor (< 1.5%), air
(<10%), dan sejumlah vitamin serta mineral. Tampilan fisik pakan menjadi
bagian penting pada budidaya ikan. Pelet yang diproduksi harus stabil dalam air
hingga dikonsumsi oleh hewan. Stabilitas yang baik penting untuk spesies yang
lambat makan seperti udang. Ukuran partikel juga penting untuk memastikan bahwa
pakan tersebut sesuai untuk dikonsumsi.
Protein
Protein merupakan komponen utama dalam pakan ikan. Protein membentuk
otot dan menghasilkan energi bagi ikan. Protein terdiri dari 50% karbon, 16%
nitrogen, 21,5% oksigen, dan 6,5% hydrogen. Ikan dapat mencerna kadar protein
tinggi. Namun kadar yang melebihi 65% akan terbuang sebagai bahan buangan. Protein
juga tersusun dari banyak asam amino esensial. Di alam terdapat 200 jenis asam
amino, namun hanya 20 yang umum ditemukan dan 10 diantaranya tidak dapat
disintesis oleh ikan. Oleh karenanya 10
asam amino ini harus ditambahkan dalam pakan ikan. Sepuluh asam amino ini
antara lain metionin, lisin, leusin, valin, phenylalanine, arginin, triptopan,
histidine, isoleusin, threonine. Kebutuhan protein setiap ikan berbeda-beda,
bergantung pada jenis, umur, manajemen budidaya (kepadatan, suhu, kualitas
air), dan genetik. Disamping itu kebutuhan protein juga ditentukan oleh nilai
energi yang terkandung dalam pakan serta kualitas protein (kecernaan)
·
Kadar protein pada udang laut adalah 18-20%,
lele 28-32%, nila 38-42%.
·
Kadar protein cukup rendah pada ikan herbivora
dan omnivore.
·
Kadar protein tinggi dibutuhkan pada kolam
kepadatan tinggi
·
Ikan kecil membutuhkan protein dalam kadar
tinggi sebab ikan sedang bertumbuh, jika tidak maka protein hanya dapat
digunakan untuk hidup saja
·
Ikan karnivora membutuhkan protein dan lemak
lebih banyak daripada ikan omnivore dan herbivora.
·
Ikan laut membutuhkan protein dan lemak lebih
banyak daripada ikan air tawar
Lemak
Lemak merupakan bahan nutrient yang dapat digunakan untuk menggantikan
protein. Lemak mampu menghasilkan energi dua kali lebih banyak seperti protein
dan karbohidrat. Lemak pada pakan ikan sebesar 15% yang akan mengsuplai asam
lemak esensial (essential fatty acid/EFA)
dan sebagai transporter untuk vitamin larut lemak. Penggunaan lemak dalam kadar
tinggi dalam pakan tidaklah selalu baik. Permasalahan deposit lemak berlebih
dalam hati akan mengganggu metabolisme dan kualitas ikan. Ikan laut membutuhkan
n-3 HUFA 0,5-2% pakan untuk pertumbuhan dan kesehatan optimal. Dua EFA dalam
kelompok ini adalah eiosapentanoic acid (EPA: 20:5n-3) dan decosahexanoid
acid
(DHA:22:6n-3). Ikan air tawar tidak membutuhkan HUFA rantai panjang, namun
membutuhkan asam lemak 18 karbon n-3, asam linoleate (18:3-n3) sebesar 0,5-1,5%
dalam pakan. Asam lemak ini tidak dapat diproduksi tubuh ikan air tawar, oleh
karenanya harus disuplai dari pakan. Kebanyakan ikan air tawar memiliki enzim
yang dapat memanjangkan rantai hidrokarbon lalu mendesaturasi (menambahkan
ikatan ganda) hingga menjadi rantai hidrokarbon yang panjang. Melalui sistem
ini ikan air tawar dapat membentuk rantai panjang n-3 HUFA, EPA, dan DHA. Enzim
semacam ini tidak dimiliki oleh ikan laut sehingga membutuhkan HUFA n-3 rantai
panjang dalam bahan pakannya. Ikan jenis lain seperti nila membutuhkan asam
lemak kelompok n-6, karper ataupun lele membutuhkan kombinasi asam lemak n-3
dan n-6.
Karbohidrat
Kebutuhan karbohidrat bukanlah yang utama dalam pakan ikan. Namun
penambahan karbohidrat dalam pakan akan membuat produksi pakan lebih ekonomis.
Tepung yang dimasak saat proses pembuatan pakan akan membantu proses pengikatan
pakan. Hal ini penting untuk pakan jenis terapung. Disamping itu, proses
pemasakan juga akan membantu ikan secara biologis. Karbohidrat pada ikan
disimpan dalam bentuk glikogen dan digunakan sewaktu membutuhkan energi lebih
saja. Ikan tidak mampu menggunakan karbohidrat secara efisien. Hanya 20%
karbohidrat dalam pakan yang mampu digunakan oleh ikan. Ikan memiliki sistem
enzim yang mampu mencerna dan mengabsorbsi karbohidrat dalam jumlah terbatas,
tergantung pada spesies, stadium, suhu, kadar dan jenis karbohidrat, serta
tingkat prosesing pakan. Sebagian besar karbohidrat sulit tercerna oleh ikan
laut karnivora seperti kerapu, red
snapper, dan mangrove snapper.
Karbohidrat
dapat diperoleh dari tepung jagung, gandum, atau apapun yang dapat dibuat
sereal. Ikan dapat tumbuh dengan baik dengan pakan yang mengandung karbohidrat
tercerna. Namun demikian harus ada penyesuai dengan kebutuhan protein dan
energi. Karbohidrat dalam tubuh ikan disimpan dalam bentuk glikogen dan bagian
yang membentuk struktur kitin dan selulosa. Kadar karbohidrat yang berlebih
akan mengakibatkan penurunan efisiensi pakan dan perubahan metabolism
karbohidrat. Kadar karbohidrat yang berlebih dalam jangka panjang akan
menyebabkan stress, perubahan fungsi kekebalan, dan penurunan ketahanan
terhadap penyakit. Karbohidrat berlebih hanya akan dieliminasi dalam feses. Hal
ini juga menyumbang peran dalam pencemaran lingkungan budidaya.
Vitamin
Vitamin tidak dapat diproduksi oleh tubuh ikan. Oleh karenanya harus
dibantu dari pakan. Ada
empat jenis vitamin yang larut dalam lemak yang dibutuhkan oleh ikan yakni
vitamin A, D, E dan K dan sebelas jenis vitamin yang larut dalam air. Vitamin C dibutuhkan dalam sistem
imun ikan dan sebagai antioksidan. Vitamin A untuk penglihatan, vitamin D untuk
integritas tulang; vitamin E sebagai antioksidan; vitamin K untuk integritas
kulit dan pembekuan darah. Jumlah vitamin yang dibutuhkan oleh ikan adalah
1-2,5% dalam pakan kering. Defisiensi vitamin dapat menimbulkan gangguan pada
ikan. Gangguan pertumbuhan adalah salah satu gejala umum defisiensi vitamin.
Skoliosis, tubuh menghitam dapat disebabkan defisiensi asam askorbat dan asam
folat. Kebutuhan vitamin
pada ikan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: ukuran/umur, laju
pertumbuhan, suhu air dan komposisi pakan.
Mineral
Mineral dibutuhkan dalam pakan untuk fungsi normal tubuh. Ikan biasanya
mendapatkan mineral secara langsung dari air melalui kulit dan insang. Terdapat
sekitar 20 mineral termasuk kalsium, fosfor, magnesium, besi, copper, mangan,
zinc, iodin, dan selenium. Kebutuhan mineral pada pakan ikan adalah 1-2,5% dari
pakan kering. Kebutuhan
mineral bervariasi, bergantung kepada jenis ikan, stadia, status reproduksi,
jenis pakan alami yang biasa dimakan, lingkungan hidup dan kemampuan ikan
tersebut dalam menyerap mineral dari lingkungan hidupnya.
Referensi
AFCD. 2009. Fish Feed Management. Aquaculture Fisheries Division Good
Aquaculture Fisheries Series
Craig.S. 2009. Understanding Fish
Nutrition, Feeds, and Feeding. Virginia Cooperative Extension publication
420-256
Lee, C.S., Lim, C., Gatlin III., D.M., Webster, C.D (Ed). 2015. Dietary
Nutrients, Additives and Fish Health, First Edition. John Wiley & Sons,
Inc.
Lio-Po. G.D. dan Inui, Y. 2014. Health Management in Aquaculture Second
Edition. Southeast Asian Fisheries Development Center, Aquaculture Department.
Pandey, G. 2013. Feed Formulation
and Feeding Technology for Fishes. International Research Journal of Pharmacy
4(3)
Yulfiperius. Nutrisi Ikan
No comments:
Post a Comment