-->

atas

    Monday 12 February 2024

    Metode Diagnosa Klinis AHPND Dengan PSS (Practical Scoring System)

    Acute hepatopancreatic Necrosis Disease (AHPND) merupakan penyakit udang yang telah menyebabkan kerugian dan menurunkan tingkat produksi udang vaname secara global. Penyebaran penyakit AHPND cukup cepat sejak pertama kali diidentifikasi. Penyakit AHPND ditandai dengan kematian mulai dari 10 hari tebar atau kurang dari 30 hari penebaran. Gejala klinisnya dicirikan dengan hepatopankreas akan berwarna putih, mengecil (atrofi), karapas melunak, usus putus-putus atau kosong, dan bercak hitam karena adanya melanisasi (OIE, 2021).

    Umumnya, deteksi penyakit AHPND menggunakan metode molekuler (PCR). Metode PCR membutuhkan peralatan dan keterampilan khusus yang jarang ditemukan pada lokasi tambak udang vaname, sehingga diperlukan metode diagnosis secara klinis oleh teknisi tambak untuk mencegah kerugian serta penyebaran AHPND. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah Practical Scoring System  (PSS) yang dirangkum dari Olvera dan Rosales (2022). Metode ini didasarkan pada perubahan saluran pencernaan, perubahan warna, dan tampilan hepatopankreas (HP) secara eksternal dan internal. Setiap perubahan pada PSS dikategorikan 0 dan 1 berdasarkan keberadaan isi usus dan lambung. Khusus hepatopankreas kategori dibagi menjadi 0 hingga 3 dengan klasifikasi hepatopankreas dengan dan tanpa membran.

    Langkah-langkah untuk melakukan PSS adalah sebagai berikut:

    1. Teknisi tambak melakukan diagnosis klinis penyakit AHPND menggunakan             metode PSS saat melakukan sampling pertumbuhan atau sampling populasi            udang vaname di tambak.

    2. Jumlah sampel udang yang digunakan sebanyak 30 ekor masing-masing petak.

    Kriteria diagnosis AHPND (Olvera & Rosales 2022): (klik untuk memberpesar)
    Ket: HL = hepatopancreas dengan membran; HI: hepatopancreas tanpa membran

    3. Hasil diagnosis klinis dicatat pada formulir 1

    4. Contoh observasi Stomach (Perut) dan Intestine (Usus): a. Perut dan intestine penuh; b. Perut dan intestine kosong.

     

                                    (Olvera & Rosales 2022)

    5. Contoh observasi penampakan luar hepatopankreas (HL): a. Hepatopankreas memiliki bentuk tegas dan berwarna gelap; b. Hepatopankreas memiliki bentuk tegas dan berwarna pucat; c. Hepatopankreas tidak memiliki bentuk yang tegas dan berwarna gelap; d. Hepatopankreas tidak memiliki bentuk yang tegas dan berwarna pucat.

                        (Olvera & Rosales 2022)

    6. Contoh observasi bentuk hepatopankreas tanpa membran (HI): a. Hepatopankreas gelap; b. Hepatopankreas sedikit pucat; c. Hepatopankreas pucat; Hepatopankreas keputihan dan mengkerut.

                                    (Olvera & Rosales 2022)

    7. Kriteria pengambilan keputusan.

    a. Udang dengan nilai ≤ 3 termasuk kategori sehat
    b. Udang dengan nilai ≥ 4 termasuk udang sakit
    c. Jika jumlah udang vaname yang memiliki nilai 4 berjumlah 1 – 6 ekor atau memiliki nilai ≥ 5 berjumlah 1 – 2 ekor, maka:

    i. Lakukan perbaikan Kualitas air, aplikasi probiotik dan penambahan imunostimulan

    ii. Setelah itu lakukan diagnosis PSS setelah 3 hari.

    iii. Jika hasil diagnosis PSS setelah 3 hari terjadi penurunan jumlah udang vaname yang memiliki nilai 4 atau ≥ 5, lanjutkan pemeliharaan, periksa tingkat kematian secara rutin dan lakukan diagnosis PSS secara rutin

    iv. Jika hasil diagnosis PSS setelah 3 hari tidak ada penurunan jumlah udang vaname yang memiliki nilai 4 atau ≥ 5, lakukan Langkah-langkah pemusnahan (eradikasi) sesuai Peraturan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Nomor 165/PER-DJPB/2019.

    d. Jika jumlah udang vaname yang memiliki nilai 4 berjumlah ≥ 7 ekor atau memiliki nilai ≥ 5 berjumlah ≥ 3 ekor, lakukan Langkah-langkah pemusnahan (eradikasi) sesuai Peraturan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Nomor 165/PER-DJPB/2019.

    Catatan: metode gold standar untuk analisis kriteria PSS adalah dengan histopatologi. Individu dengan lesi menciri AHPND pada histopatologi dinyatakan positif terinfeksi.

    Referensi

    OIE. 2019. Chapter 2.2.1. Acute hepatopancreatic Necrosis Disease.Manual of Diagnostic Tests for Aquatic Animals

    Lozano-Olvera, R. & Abad-Rosales, S.M. 2023. Practical scoring system for diagnosis presumptive of acute necrosis of the hepatopancreas (AHPND) in shrimp Penaeus vannamei. Aquaculture International, 31:1177–1189

    Lozano-Olvera, R., S.M. Abad-Rosales, S.A. Soto-Rodriguez, K.G. Aguilar-Rendon. 2023. Time course of acute hepatopancreatic necrosis disease (AHPND) in the Pacific white shrimp Penaeus vannamei by wet mount analysis. Aquaculture International

    Peraturan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Nomor 165/PER-DJPB/2019 tentang Petunjuk Teknis Pencegahan Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease 

    SNI 7958:2014 tentang Prosedur surveilans penyakit pada udang penaeid


    *Kontributor: Basuki

    No comments:

    Post a Comment