-->

atas

    Sunday 29 January 2017

    Velvet pada ikan air tawar


    Nama lain:  Rust Disease, Amyloodiniasis, Golden dust

    Etiologi/ penyebab: dinoflagellata Piscinoodinium pillulare.

    Hospes : pada ikan carp dan cyprinid [1]

    Stadium rentan: Parasit paling patogenik pada ikan muda dimana akan  mengalami kematian dalam 1-2 minggu. IKan yang lebih dewasa mampu hidup untuk beberapa bulan [5].

    Epizootiologi
    Parasit ini dapat menyebabkan kematian hingga 100% pada infeksi berat [4].

    Siklus hidup dan morfologi
    Tropont berwarna kuning-hijau hingga coklat, berbentuk piriformis atau serupa kantung dengan panjang 140Um. Ketika rudimenter berbentuk hampir bulat.  Tangkai pendek dengan cakram memanjang dari dasar dan holdfast (rhizocyst) seperti paku tebal  mengelilingi tangkai. Bagian kepala rhizocyst terbalik pada bagian terpisah (rhizotheca). Theca menutupi seluruh sel kecuali area cakram untuk melekat. Tepi sel mengandung kloroplas berbentuk cakram dan banyak granula .Setiap tomont menghasilkan hingga 256 dinospora [2]. Siklus hidup sempurna dalam 10-14 hari pada kondisi optimal. Suhu optimal untuk P. pillulare adalah= 23-25oC dengan waktu sporulasi 50-70 jam. Pada suhu 15-17oC sporulasi membutuhkan waktu 11 hari. Pada kondisi padat atau air stagnan dinospora yang diproduksi lebih kecil. Sedangkan pada suhu rendah siklus hidup lebih lambat dan menghasilkan dinospora lebih besar [2].




    Faktor pendukung
    Stres dan kondisi lingkungan buruk [1].

    Gejala Klinis
    Ikan gelisah, sirip terlipat dan kurus. Populasi parasite di kulit menyebabkan warna keemasan, berkarat atau putih kecoklatan (dekil). Ikan sering melakukan gerakan mendadak, cepat, dan technical seimbang “flashing” yang terlihat jelas pada pagi atau sore hari. Warna tubuh menjadi pucat dan ikan menggosok-gosokkan tubuhnya pada benda keras [4].  Mukus berlebih, warna kulit menghitam, dyspnea, anoreksia, dana tau depresi dapat teramati [5].

    Perubahan patologi
    Parasit ini tidaklah spesifik, dapat melekat di kulit, insang, sirip, epitel esophagus, dan usus pada beberapa spesies di area tropis [3]. Ulcer pada kulit, epitel mengalami sloughing dan robek teramati pada beberapa kasus [5]

    Pada insang secara histopatologi mengalami proliferasi epitel, fusi lamella, dan lepasnya epitel pernafasan insang mengakibatkan hyperplasia berat pada seluruh filament insang. Tropon parasite yang mempenetrasi menyebabkan degenerasi dan kolaps pada sel, memicu erosi foal epitel, proliferasi epitel, dan hilangnya lamella insang. Lapisan dalam epitel menjadi seperti spons dan mengalami lisis [1]. Nekrosis dan degenerasi filament insang dapat terjadi [5].

    Patogenesis
    Berdasarkan studi Lom & Schubert (1983) yang tercantum dalam Feraz dan Sommerwoth (1998) bahwa efek patogenik P. pillulare mungkin disebabkan oleh rhizocyst, struktur mikrofilamen yang ada di cakram perlekatan tropont yang mempenetrasi ke dalam sitoplasma sel epitel. Atau efek patogenik protozoa ini serupa dengan  spesies laut Amyloodinium ocellatum yang memproduksi toksin atau iritan yang berkaitan dengan rhizocyst sehingga menimbulkan perubahan meluas pada epitel [3]. Beberapa Parasit mampu menutupi hampir seluruh epitel yang mengalami hyperplasia, kemungkinan disebabkan oleh iritasi kronis yang disebabkan oleh infestasi. Beberapa parasite juga dapat mengalami sporulasi [5]

    Metode Diagnosa
    Diagnosa awal berdasarkan pemeriksaan klinis dikonfirmasi dengan pemeriksaan mikoskopis stadium tropont. Tropon memiliki tangkai yang menonjol yang digunakan sebagai jangkar pada tubuh hospes. Tropont kemudian membentuk tomont(kista reproduksi). Tomont membelah secara aseksual membentuk dinospora yang mobile. Tropont dan tomont merupakan stadium penting untuk diagnosa definitive. Tropont berbentuk oval dengan dinding lembut dan terlihat kasat mata sebagai bintik putih (80-100mikron). Tropont berwarnakuning-hijau, piriformis atau sel serupa kantung, hampir bulat berukuran 12 x 29 mikron, dengan sulcus rudimenter dan tangkai pendek  dengan cakram melekat meluas dari dasar hingga holdfast yang tebal (rhizocyst) [1].

    Pencegahan dan Pengendalian [1] [4]
    Penanganan parasite ini membutuhkan peningkatan suhu 24-27oC untuk mempercepat siklus hidup saat pemberian treatmen. Membiarkan ikan selama 2 minggu pada suhu tersebut akan menghilangkan parasite. Dinospora hanya akan aktif  selama 48 jam namun waktu tersebut harus disertai dengan pembebasan dinospora dari tomont. Pengurangan cahaya untuk mencegah autotroph juga disarankan selama penanganan. Namun demikian metode teraman dan paling efektif untuk mengatasi Piscinoodiniasis adalah dengan perendaman air garam dalam waktu yang cukup lama.

    Bahan pengobatan
    dosis
    Cara pemakaian
    Keterangan
    Formalin


    dapat melepaskan tropont namun tidak menghambat pembelahan

    25-50ppm
    Rendam selama 12-24 jam, diulang tiap 2 hari sekali

    Kupri
    0,15mg/L



    0,5-10ppm
    Rendam selama 5-7 hri
    Dengan aerasi kuat dana air diganti setiap hari
    Garam



    7 gr/L
    Rendam 1-3 menit
    ikan air tawar tidak dapat mentoleransi kadar garam tinggi dan potassium permanganate yang melebihi 2mg/L
    1-10 promil
    Rendam beberapa jam
    Pindahkan ke bak bebas parasite,ulang 2-3 hari kemudian
    1 sendok the/ 5 galon air (20L)


    35ppt
    Perendaman 1-3menit
    Untuk melepaskan tropont
    6ppt
    Rendam selama 96 jam
    Mengurangi parasite pada ikan yang akan di kirim
    Potassium permanganate (PK)
    40mg/L
    Rendam 3-5 hari

    H2O2 Hidrogen peroksisa
    150ppm
    Rendam 30 menit
    Pindahkan ke air bebas penyakit, diulang tiap2 hari

    Referensi

    [1] Woo, P.T.K. dan Gregory, D.W.B. 2014. Diseases and Disorders of Finfish in Cage Culture, 2nd Edition. CAB International

    [2] Woo, P.T.K. 2006. Fish Diseases and Disorders Volume 1: Protozoan and Metazoan Infections Second Edition. CAB International

    [3] Ferraz, E. dan Sommerville, C. 1998. Pathology of Piscinoodinium spa (Protozoa: Dinoflagellida), parasites of the ornamental freshwater catfishes Corydoras spp. and Brochis splendens (Pisces: Callichthyidae). Disease of aquatic organisms Vol. 33: 43-49. 1998

    [4].Maskur, Mukti Sri Hastuti, Taukhid, Angela Mariana Lusiastuti, M. Nurzain, Dewi Retno Murdati, Andi Rahman, Trinita Debataraja Simamora. 2012. Buku Saku Pengendalian Penyakit Ikan. Kementerian Kelautan dan Perikanan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.
    [5] Noga, E.J. 2010. Fish disease : diagnosis and treatment / Second Edition. Blackwell Publishing




    No comments:

    Post a Comment