Nama
lain: Red Boil Disease [5]
Hospes
: Ikan air tawar dan air laut. Ikan laut seperti
kakap dan kerapu, serta ikan tawar seperti nila, gurami, turbot, cichlid rentan
terhadap infeksi streptococcus [1]
Etiologi/
penyebab: Stretococcus iniae, S. agalactiae,
Streptococcus sp. [1,3]. Streptococcus iniae berukuran 0,3-0,5ยตm, gram positif, anaerobic facultative, dan berantai. Pada penyakit
streptococcosis, kebanyakan yang terisolasi adalah S. iniae, namun tidak menutup bakteri lain seperti S. agalactiae, S. dysgalactiae, E.seriolicida/L. garvieae, L. piscium dan Vagococcus salmoninarum [5]
Epizootiologi
Pertama
kali streptococcosis tercatat oleh Hoshima et al (1958) pada budidaya rainbow
trout di Jepang. Lalu dilaporkan pada ikan air tawar di Amerika Serikat pada
ikan golden shiner (Notemigonus rysoleucas) dan pada ikan air laut
seperti striped mullet, menhaden (Brevoortia
atronus), sea catfish (Arius
felis), pinkfish (Lagodon
rhomboides), Atlantic croaker (Micropogon undulatus), spot (Leiostomus xanthurus), stingray (Dasyatis sp.) dan silver trout (Cynoscion nothus) [5]. Streptococcus iniae diketahui menimbulkan permasalahn budidaya pada akhir tahun 1990
hingga 2000an. Streptococcus agalactiae
menjadi pathogen pada ikan nila di kawasan Asia, Amerika selatan dan latin [4].
Di Indonesia, penyakit streptococcosis
ditemukan hampir di seluruh kawasan budidaya di pulau jawa. Penyakit ini juga
ditemukan di danau Maninjau dan Danau Toba di Sumatera serta di Kalimantan
selatan. Besarnya kerugian dari penyakit ini bergantung pada kondisi
lingkungan. Biasanya tingkat kematian dapat mencapai 20-30% dari populasi [1]. Bakteri
ini dapat ditularkan melalui perantara ikan yang menjadi sumber infeksi.
Penularannya secara horizontal. Disamping melalui air, perlakuan pemberian
pakan ikan yang sakit juga berpotensi menyebabkan infeksi pada ikan sehat.
Penularan secara vertical pada infeksi Streptococcus
juga sangat dimungkinkan [4].
Faktor
pendukung
Faktor lingkungan seperti padat tebar yang
tinggi, tehnik budidaya yang buruk, fluktuasi suhu, tingginya kadar ammonia,
DO, pH (>8), salinitas, dan adanya infestasi ektoparasit dapat menimbulkan
perubahan patofisiologi dan memicu infeksi
Streptococcosis [4]
Gejala
Klinis
Gejala
klinis infeksi streptococcus cukup bervariasi antar spesies. Ikan yang
terserang penyakit ini menunjukkan gejala klinis warna tubuh menjadi lebih
hitam, badan kurus dengan perut melengkung ke atas (curving), mata menonjol
dengan warna keputih-putihan (opaque) baik unilateral maupun bilateral, serta
berenang berputar-putar [1,3]. Lesi hemoragi kerap teramati pada operculum dan
dasar insang. Lesinya lebih ke bagian superficial dibandingkan infeksi pada
furunculosis dan vibriosis [3]. Pada infeksi S. agalactiae, pengamatan postmortem teramati cairan penuh darah
pada rongga abdomen, limpa merah dan membengkak, hati memucat dan besar, juga
teramati peradangan hati dan ginjal. Pada beberapa kasus gejala klinis
Streptoccosis tidak begitu mencolok [4].
Gb. eksopthalmia bilateral pada infeksi S. iniae (pict. Suanyuk, et al) |
Perubahan
patologi
Pada
organ dalam terdapat perubahan berupa hati yang pucat dengan bidang irisan
rapuh. Bakteri ini menyerang pada jaringan pembuat darah (hematpoietik) dan
otak, dimana koloni bakteri terdapat pada cairan otak. Dampak dari hal ini
adalah gangguan berenang pada ikan [1]. Secara umum infeksi Streptoccus sp menimbulkan meningitis, polyserositis, splenitis,
ovaritis, dan myocarditis [4]. Lesi
encephalitis kerap ditemui pada infeksi Streptococcus
iniae. Lesi berupa granulomatous ini meluas dari meninges hingga ventrikel
dan lapisan granuler cerebellum [2]. Lesi umum infeksi Streptococcus pada hati
meliputi hilangnya struktur hati, nekrosis, peradangan eosinofilik granuler,
dan kongesti. Pada limpa, infeksi S.
agalactiae menimbulkan peradangan sel mononuclear dengan granuloma,
degenerasi pulpa merah, dan hemosiderosis. Infeksi pada mata menimbulkan
gangguan dan pemisahan serabut lenticular, pembentukan vakuola, atau
proliferasi fibroblast pada korteks lenticular. Bakteri juga dapat teramati
pada kornea, jaringan adipose orbital dan otot oculomotor. Baik S. iniae maupun S.agalactiae menimbulkan pericarditis, epicarditis, myocarditis,
endocarditis, dan meningitis [4].
Gb. HIpereaktif pankreas pada infeksi streptococcus (Pict. Ha Than Dong) |
Metode
Diagnosa
Bakteri
ini mudah diamati menggunakan meda TSA yang diperkaya dengan 0,5% glukosa dan
BHIA [3]. Pemeriksaan secara molekuler dapat menggunakan PCR dan LAMP[4].
Diagnosa secara histologi dapat teramati adanya granulomatous
meningoencephalitis [6].
Status Zoonosis
Bakteri
ini berpotensi zoonosis [4]. Infeksi berkaitan dengan abrasi kulit atau tusukan
saat menghandle ikan laut. Gejala klinis infeksi streptococcus pada manusia
antara lain ulcer kulit, cellulitis, arthritis, septicaemia, meningitis [6].
Pencegahan
dan Pengendalian
Pengobatan
yang ideal adalah dengan antibiotik. Umumnya erythromycin 25-50mg/kg BB selama
4-7 hari dapat digunakan [3]. Antibiotik lain seperti amoxicillin,
oxytetrasiklin, enrofloxacin, dll dapat digunakan namun keberhasilannya
bervariasi [6]. Namun oleh karena pembatasan penggunaan antibiotik maka
pencegahan menjadi pilihan utama dalam pengendalian penyakit ini. Aplikasi
vaksin dapat melalui oral maupun suntik [1]. Upaya pencegahan dari infeksi
streptococcus adalah menghindari terlalu padat, pakan berlebih, dan proses
transportasi serta handle yang tidak sesuai. Ikan yang mati sebaiknya diambil
untuk dieradikasi [3]. Beberapa jenis probiotik telah diujicobakan mampu
meningkatkan kelangsungan hidup pada ikan yang terinfeksi Streptococcus [4]
Referensi
- Supriyadi, H. 2013. Streptococcosis pada Ikan Nila. Majalah INFHEM volume 2 no.2 Januari 2013.
- Fergusson, F.W. (ed). 2006. Systemic Pathology of Fish A Text and Atlas of Normal Tissues in Teleosts and their Responses in Disease. Scotian Press: UK
- Lio-Po, G.D., C.R. Lavilla E.R. Cruz-Lacierda (Ed). 2001. Health Management in Aquaculture. Southeast Asian Fisheries Development Center, Aquaculture Department: Iloilo
- Woo, P.T.K. dan Cipriano, R.C. 2017. Fish Viruses and Bacteria: Pathobiology and Protection. CAB International: UK
- Woo, P.T.K dan Bruno, D.W (Ed). 2011. Fish Diseases and Disorders, Volume 3: Viral, Bacterial and Fungal Infections 2nd Edition. CABi: UK
- Noga, E J. 2010. Fish disease : diagnosis and treatment / Second Edition. Blackwell Publishing
No comments:
Post a Comment