-->

atas

    Sunday 28 January 2018

    Marteilia refringens

    Nama lain: 

    Aber disease dan Digestive gland disease maladie de la glande digestive (Perancis) [1, 9], Marteiliosis [3]


    Etiologi/ penyebab
    parasite protista filum Paramyxea, Marteilia refringens [1]. Parasit ini memiliki 3 tipe berdasarkan sequensing polimorfismenya, M, O, dan C [4].Genotipe M lebih sering menyerang pada mussels sedangkan genotype O menyerang pada oyster. Namun tipe O dapat ditemukan di oyster Bersama dengan tipe M, dan begitu sebaliknya. Artinya, dapat terjadi infeksi silang, namun lebih sering terjadi koinfeksi [5]

    Hospes
    European flat oyster, Ostrea edulis memiliki dampak paling berat. Meditteranian mussels Mytilus galloprovincialis [4]. Kerang lain yang dapat terinfeksi adalah Cardium edule, Ostrea angasi, Ostrea chilensis, Ostrea puelchana [1].

    Stadium rentan
    Juvenil dan stadium lebih dewasa lebih rentan [6]
     
    Epizootiologi
    Pertama kali dilaporkan di Perancis pada tahun 1968. Penyakit ini juga terjadi di Yunani, Portugal, Italia, Maroko, Spanyol. Diduga penularan melibatkan hospes intermediet [1]. Penularan secara langsung antar oyster belum dapat dijelaskan [7]. Zooplankton dapat menjadi salah satunya.  Namun tidak semua spesies.  Hospes intermediet lain adalah dari genus Paracartia [4]. Infeksi sering terjadi pada musim semi dan panas dimana suhu >17oC. Salinitas tinggi akan membatasi pertumbuhan parasit. Sporangia dilepaskan ke air dari lumen usus [1]. Marteiliosis telah menimbulkan kerugian ekonomi secara nasional dan internasional. Besarnya kerugian bergantung pada mortalitas, morbiditas, dan dampak terhadap kualitas produk [3]. Prevalensi dapat mencapai 96%. Prevalensi lebih tinggi dapat terjadi pada daerah yang terpapar lebih dari 1 tahun [6]\

    Perkembangan stadium
    Sel primer mengandung sel sekunder yang kemudian mengalami pembelahan internal menjadi 8 secondary cell (atau presporangia). Stadium ini sepertinya bermigrasi ke tubulus pencernaan primer dan sekunder. Dalam tubulus ini stadium pematangan dimulai di dalam sel dimana setiap sel sekunder dewasa (sporangia) mengandung 4 spora di tiap sel sekundernya [5]

    Gb. Sporulasi Marteilia spp. Terjadi dalam sitoplasma.  S= sporangiosorus (sel primer, sitoplasma pink)
    NS = nucleus sporangiosorus; SP = sporangial primordium dewasa menjadi sporont (sel sekunder, sitoplasma hijau)NSP = nucleus sporangial primordium; St = Sporont; SpP =spora primordium yang akan dewasa menjadi spora (sel tersier, sitoplasma biru); MSp = mature spore; R = refringent bodies; N1 = nucleus of outer most sporoplasm;  N2 = nucleus of middle sporoplasm;  N3 = nucleus of inner most sporoplasm  (pict credit to http://www.dfo-mpo.gc.ca)

    Siklus hidup
    Tidak langsung dan melibatkan spesies Paracartia grani, Acartia. Spp., cyclopida Oithona sp. Dan spesies harpaticoida. Jalannya siklus hidup belum dapat dijelaskan [6]. Namun secara ISH teramati gambaran sebagai berikut. Sel primer (primordia-like) teramati di epitel lambung. Stadium migrasi terjadi ketika  parasite berpidah dari organ pencernaan. Bentukan plasmodium teramati pada dekat orificium genital berupa sel serupa Martielia dalam jumlah banyak dengan berbagai stadium, dengan bentukan sel dalam sel serupa organisme Paramyxean. Sel yang berbentuk serupa ini juga ditemukan pada copepod P. grani. Pada copepod ini M. refringens ditemukan di saluran pencernaan dan gonad pada stadium ketiga copepod. Hal ini menunjukkan bahwa parasite dapat menginfeksi copepod melalui ingesti dan dilepaskan melalui gonad. Hal ini didukung juga dengan hasil PCR telur copeoda yang positif [5]

    Faktor predisposisi
    Belum begitu jelas, kemungkinan factor stress lingkungan dan perbedaan kerentanan antar spesies [8]

    Gejala Klinis
    Perlambatan pertumbuhan, emasiasi, perubahan warna kelenjar pencernaan, gonad tereabsobsi, penurunan simpanan glikogen [1]. Secara fisiologis, saluran pencernaan akan tersumbat. Hal ini mengakibatkan penurunan nafsu makan, index kondisi, penyimpana glikogen dan gametogenesis [5]

    Perubahan patologi
    Secara makroskopis kerang mengalami emasiasi, kelenjar pencernaan memucat, terjadi hambatan pertumbuhan gonad [8]. Pada oyster, pertumbuhan terhambat, perubahan warna kelenjar pencernaan menjadi coklat hingga kuning pucat, massa organ dalam mengalami kehilangan pigmen dan terjadi atrofi mucoid.  Sedangkan pada mussels tidak ada penjelasan spesifik kecuali pada kondisi yang sangat parah. Diduga terjadi gangguan pada epitel kelenjar pencernaan M. edulis dan hambatan pertumbuhan gonad M. galloprovincialis [9]

    Parasit ini berada di epitel palp, lambung, kelenjar pencernaan, dan insang. Sporulasi yang terjadi di epitel kelenjar pencernaan dan lekukan internal bertujuan untuk menghasilkan sel dalam sel [1]. Pada M. galloprovincialis, stadium primer ditemukan di epitel lambung dan insang. Sedangkan pada M. edulis ditemukan pada jaringan ikat mantel, labial palps, dan insang.  Lokasi lain ditemukan pada giant clam, Tridacna maxima yakni di ginjal [5]. Proliferasi parasite berkaitan erat dengan emasiasi dan kelebihan simpanan glikogen, perubahan warna makroskopis kelenjar pencernaan, berhenti makan dan kelemahan. Mortalitas berhubungan dengan sporulasi parasite dan gangguan pada epitel tubulus pencernaan [2].

    Respon inang terhadap infeksi Marteilia bervariasi. Pada O. edulis yang terinfeksi berat M. refringens dewasa tidak menunjukkan reaksi apapun pada kelenjar pencernaan. Hal yang sama ditemukan juga pada mussels M. edulis. Infiltrasi hemosit biasa teramati pada tubulus pencernaan primer dan sekunder, granulocytima dan nekrosis jaringan merupakan repson akut pada M. galloprovincialis. Pada infeksi Marteilia refringens, parasite dikelilingi oleh infiltrasi hemosit [5]

    Diagnosa banding
    Bonamiosis, infeksi Marteilia lainnya [1], infeksi M. sydneyi [8]

    Metode Diagnosa
    ISH, TEM, PCR, histopatologi, imprint [1]. Tissue imprint dapat dilakukan dengan menggunakan organ kelenjar pencernaan dan diwarnai dengan MGG May Grunwald Giemsa [3]

    Gb. Tissue imprint Marteilia refringens pada kelenjar pencernaan. Sporont mengandung spora (kepala panah), refringent bodie (anak panah), sel polinuklear (kepala panah besar); perbesaran 150x (pict credit to Carella et al., 2010)

    Pencegahan dan Pengendalian
    Pengendalian dilakukan dengan pembatasan penyebaran penyakit [1]. Penebaran dengan kepadatan rendah atau menggunakan moluskan resisten seperti Crassostrea gigas tampaknya lebih efektif [6]. Budidaya dan pemanenan di luar periode yang rentan terinfeksi M. refrigens tampaknya mampu mengurangi resiko marteiliosis [7]

    Referensi
    1.   Raidal, S., Garry Cross, Stan Fenwick, Philip Nicholls, Barbara Nowak, Kevin Ellard, Frances Stephens. 1004. Aquatic Animal Health: Exotic Diseases Training Manual. Murdoch Print: Australia
    2.    Reantaso M G., B.,  Mcgladdery S E, Subangsinghe. 2001. Asian Diagnostic Guide to Aquatic Animal Diseases. FAO Fisheries Technical Paper, No. 402, supplement 2. Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO), Rome, Italy, 240 pp.
    3.    Carella, F., Aceto, S, Marrone, R., Maiolino, P., De Vico, G. 2010. Marteilia refringens infection in cultured and natural beds of mussels (Mytilus galloprovincialis) along the Campanian coast (Tirrenian sea, South of Italy). Bull. Eur. Ass. Fish Pathol., 30(5) 2010, 189
    4.    Arzul, I., Chollet, B, Boyer, S., Bonnet, D., Gaillard, J., Baldi, Y., Robert, M., Joly, J.P., Garcia, C., Bouchoucha, M. 2014. Contribution to the understanding of the cycle of theprotozoan parasite Marteilia refringens. Parasitology (2014), 141, 227–240.
    5.    Carrasco, N., Green, T., Itoh, N. 2015. Marteilia spp. parasites in bivalves: A revision of recent studies. Journal of Invertebrate Pathology 131 (2015) 43–57
    6.    OIE - Manual of Diagnostic Tests for Aquatic Animals. 2017. Chapter 2.4.4 Infection with Marteilia refringens
    7.    Comps, M. 2012. Marteiliosis of oysters caused by Marteilia refringens. International Council for the Exploration of the Sea
    8.    Australian Government Department of Agriculture, Fisheries and Forestry. 2012, Aquatic Animal Diseases Significant to Australia: Identification Field Guide 4Th Edition, DAFF, Canberra
    9.    Meyers, T. 2014. 5.2.9 Marteiliasis and Marteilioidiasis of Shellfish. Blue Book AFS HS

    No comments:

    Post a Comment