-->

atas

    Wednesday 23 October 2019

    Kram pada udang

    Nama lain
    Cramped tails, bent tails, body cramp [1], Cramped Muscle Syndrome (CMS) [2].

    Etiologi/ penyebab
    Tidak diketahui. Diduga berkaitan dengan ketidakseimbangan mineral, atau peningkatan suhu air dan udara [1]. Buruknya kualitas pakan juga dikaitkan dengan kram. Kram ditandai dengan kontraksi otot ekor dan terjadi abnormalitas fisiologis pada otot [2]. Defisiensi vitamin B, ketidakseimbangan kalsium dan magnesium, oksigen rendah, perubahan salinitas, paparan atypical kation atau campuran anion didugan menjadi penyebab kram lainnya [2].

    Hospes
    P. monodon  [1]. P. Stylirostris, P, aztecus, P. Vannamei. Udang vaname paling sering tekena CMS [2].

    Stadium rentan
    Juvenil dan dewasa [1]

    Epizootiologi
    Penyakit ini telah dilaporkan di Taiwan, Filipina dan Indonesia [4].

    Faktor pendukung
    nutrisi dan lingkungan [2]

    Gejala Klinis
    Penyakit ini ditandai dengan pembengkokan rigid pada ekor (saat hidup) secara parsial atau keseluruhan.  Udang yang bengkok parsial akan berenang dengan postur ‘membungkuk’ sedangkan yang bengkok total akan berada di dasar tambak. Gejala lain yang teramati adalah adanya lesi permukaan tubuh dan ekor [1]. Udang yang mengalami kram kesulitan meluruskan dan merelaksasikan otot ekor. Begitu kram, udang akan mati dalam hitungan jam atau dapat pulih kembali, namun jarang sekali udang kram dapat sembuh [2]. Udang yang sembuh akan mengalami perubahan warna pada otot menjadi coklat sebagai bentuk proses perbaikan luka [3].

    Perubahan patologi
    -

    Metode Diagnosa
    Pengamatan makroskopis dapat digunakan untuk mendiagnosa. Udang dapat mengalami pembengkokan parsial atau menyeluruh [2]

    Pencegahan dan Pengendalian
    Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan menyingkirkan penyebab utamanya [1]. Salinitas, suhu, dan kadar oksigen harus diukur bila ada abnormalitas. Kualitas pada dievaluasi. Supersaturasi air dengan oksigen akan menurunkan kerugian akibat CMS [2]. Udang yang baru saja mengalami kram masih dapat ditangani dengan meletakkannya pada air budidaya yang  diaerasi dan dibantuk meluruskan ke bentuk normalnya. Handle udang pada kondisi cuaca panas harus dihindari guna mencegah penyakit ini [4].

    Referensi
    1. Raj, S.P (ed). Shrimp Farming Techniques, Problems And Solutions. Palani Paramount Publication: Palani
    2 Brock, J.A. dan Main, K.L. 1994. A Guide to The Common Problems and Diseases of Cultured Penaeus vannamei. The Oceanic Institute: Honolulu
    3. Lavilla-Pitogo, C.R., Lio-Po, G.D., Cruz-Lacierda, E.R., Alapide-Tendencia, E.V., de la Pena, L.D. 2000. Diseases of Penaeid Shrimps in the Philippines. Southeast Asian Fisheries Development Center: Filipina
    4. Baticados, M. C. L. 1988. Diseases. In: Biology and culture of Penaeus monodon (pp. 139-178). Tigbauan, Iloilo, Philippines: SEAFDEC Aquaculture Department.

    No comments:

    Post a Comment