-->

atas

    Selasa, 10 Juni 2025

    Pengamatan klinis pada moluska

    Sama halnya dengan spesies akuatik lainnya, pengamatan klinis pada moluksa harus dilakukan setiap kali mengamati status kesehatan. Sebelum dilakukan pengamatn, terlebih dahulu dilakukan pengumpulan data lapangan yang meliputi:

    - Lokasi budidaya/ lokasi pengambilan sampel
    - Jenis spesies

    Metode dan prosedur
    Pada moluska, pengamatan klinis dilakukan dengan mengikuti prosedur sebagai berikut:

    1. Anamnesa dilakukan pertama kali dengan mencatat data-data yang terdapat di lapangan beserta sejarah dari penyakit. Catat lokasi, spesies, dan tahun.
    2. Usap dan hilangkan kotoran serta organisme penempel yang menutupi tubuh moluska
    3. Lakukan prosedur untuk histocytology dengan mengebor atau melubangi cangkang dan membiarkan kerang semalaman agar bagian-bagian kerang lebih bersih
    4. Lakukan pengukuran cangkang
    5. Membuka kerang dengan membuka cangkang (dari bill dan hinge) lalu memotong M. abductor (otot) setipis dan sedekat mungkin dengan cangkang (hindari memotong organ).
    6. Setelah terbuka, diamati adanya kondisi pada cangkang dan organ tubuh.
    7. Amati terlebih dahulu:
      - Otot yang hilang atau lemah yang melekat di cangkang
      - Mantel yang kering
      - Warna atau bau yang abnormal
      - Bagian tubuh yang terpotong saat proses membuka, bagian ini akan menimbulkan reaksi peradangan
      - Keberadaan, jumlah, dan ukuran spat
      - Cangkang yang tidak menutup rapat

    Kemudian, catat abnormalitas makroskopis yang teramati pada organ:

    a. Kondisi abnormalitas pada cangkang
    - Shell and mud Blister
    - Boring sponge (infestasi Cliona.sp)
    - Boring clam/ oyster piddock (Diplothyra smithii)
    - Cincin coklat
    - Malformasi
    - Mud worm tunnel (Polydora.sp)
    - Maladie du pied
    - Pustula pada cangkang
    - Calcareous malformation
    - Conchiolin deposit
    - Drill egg and drill holes
    - Pearl
    - Scar
    - Deposit conchiolin pada kasus JOD (Juvenile Oyster Disease)
    - Kesembuhan dari penyempitan mantel

    Gb. Cangkang tiram C. virginica yang sembuh dari penyempitan mantel
     (Pict credit to C.A. Farley, NOAA, Oxford, MD.)

    b. Kondisi abnormalitas pada organ
    - Abses
    - Pigmentasi abnormal
    - Erosi insang
    - Pustula
    - Watery
    - Otot lemah atau kehilangan kemampuan melekat (adhesi) pada cangkang
    - Reaksi mantel rendah (kering)
    - Terdapat bau dan perubahan warna
    - Terdapat luka tusukan, irisan, atau robek
    - Resesi/ retraksi matel serta rekoverinya
    - Watery cyst
    - Pearls

    Gb. Pustula yang mengering pada permukaan dalam valve C. virginica 
    (Pict credit to C.A. Farley, NOAA, Oxford, MD.)

    c. Organisme fouling
    - Banacles
    - Mussels
    - Molgula.sp
    - Anemones
    - Encrusting byrozoa and rom tubes
    - Crepidula fornicate (slipper shell)
    - Sponge


    d. Parasit lain
    - Pest carb Pinnotheres sp (area insang)
    - Copepod Mytillicola sp (area lambung)
    - Ciliata yang mengista (area insang)


    e. Indikator fisiologis
    - Kodisi berlemak, medium, atau berair
    - Diverticulum digestive pucat
    - Edema
    - Kelainan gonad
    - Lesi insang: erosi insang dan insang kotor
    - Pigmentasi: Copper (biru-hijau), Melanin (black), Diapedesis (kuning-hijau)
    - Pertumbuhan cangkang baru


    f. Predator
    - Blue crab Callinectes sapidus, memangsa spat dan melekat pada cangkang
    - Mud crab (memangsa spat)
    - Toadfish Ospanus tau
    - Drill Urosalphinx cinerea
    - Cacing pipih Styochus elipticus
    - Bintang laut Asterias forbesi
    - Mud prawn Callianassa sp
    - Black drum, sting ray, burung, dan manusia


    Referensi

    Howard, D. W., E. J. Lewis, B. J. Keller, and C. S. Smith. 2004. Histological techniques for marine bivalve mollusks and crustaceans. NOAA Technical Memorandum NOS NCCOS 5, 218 pp.

    Ifremer. 2011. Molluscs processing for diagnostic by histology. European Union Refrence Labooratory for Molluscs Disease

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar