-->

atas

    Saturday 23 February 2019

    Enteric Septicaemia of Cat fish

    Nama lain:  Enteric Septicaemia of Cat fish / ESC/ Hole in The Head disease/ Edwardsiellosis

    Etiologi/ penyebab
    Edwardsiella ictaluri. Bakteri ini satu famili dengan Edwardsiella tarda, namun secara serologi keduanya berbeda [1]. Secara bentuk infeksi juga berbeda, E. tarda menimbulkan infeksi pada otot dengan lesi bergas dan bau, sedangkan E. ictaluri menimbulkan infeksi saluran pencernaan [5]. Bakteri E. ictaluri berbentuk batang, berukuran 0,8 x 1-3um, gram negatif [6].

    Hospes
    Ikan catfish, lele . Rainbow trout dapat terinfeksi pada percobaan [1]. Ikan channel catfish lebih rentan dibandingkan jenis ictalurid lainnya. Adapula kejadian infeksi E. ictaluri pada white catfish, blue catfish, dan brown bullhead [2]. Infeksi E. ictaluri juga dapat
    menyerang ikan karper, nila, ikan mas koki [1]. Kasus outbreak oleh E. ictaluri pernah ditemukan pada ikan patin dan kakap putih [3]. Pada ikan hias, bakteri ini menyerang ikan Danio revario  [6].

    Stadium rentan
    Semua umur [1]

    Epizootiologi:
    Bakteri ini pertama kali muncul pada budidaya ikan channel catfish pada awal tahun 1960. Bakteri ini dikonfirmasi berada di Amerika, Thailand, Australia, Vietnam, Taiwan, Singapura, Kroasia, dan Spanyol [2]. Mortalitas kasus ini mencapai 10-50%. Bakteri ini hidup di lumpur hingga 90 hari. Infeksi menyebar melalui pembuluh darah dan segera menjadi sistemik. Ikan yang mampu bertahan dapat bertindak sebagai karier [1]. Ikan karier tidak menghasilkan bakteri, sehingga skrining sulit dilakukan [6]. Bakteri ini juga merupakan flora normal pada ikan, dan dapat menjadi sangkaan penyakit bila menimbulkan sakit yang cukup serius [1]. Bakteri ini difagosit oleh macrofag namun demikian bakteri ini tidak hancur. Hal ini mungkin berperan terhadap adanya ikan karier. Penularan dari ikan dewasa yang memijah mungkin saja terjadi namun belum dibuktikan. Sementara itu penularan utama adalah melalui air. Bakteri dapat dilepaskan dari usus menuju air. Kanibalisme juga berperan menularkan bakteri ini pada ikan sehat[2]. Saluran pencernaan merupakan sumber infeksi bentuk akut. Sedangkan infeksi kronis dapat diperoleh setelah bakteri masuk ke dalam saccus olfactorius [3].

    Faktor pendukung
    Stress menjadi faktor predisposisi utama bakteri ini [3]. Outbreak berkaitan erat dengan suhu 20-30oC, namun demikian adapula outbreak pada suhu yang lebih rendah. Penyakit ini sering terjadi pada musim semi dan gugur, namun tidak pada musim panas [1].  Dalam sebuah studi pakan di musim dingin oleh Kim dan Lovell (1995) ditemukan bahwa ikan chnnel catfish yang tidak diberi pakan sama sekali pada musim dingin kurang begitu rentan terhadap infeksi E. ictaluri di musim semi dan juga dibandingkan dengan ikan yang diberi pakan lebih sering di musim dingin. Pada studi yang dilakukan oleh Durve dan Lovell (1982) menyatakan bahwa ikan channel catfish yang diberikan pakan kurang vitamin C lebih rentan terhadap serangan Edwardsiella tarda dan E. ictaluri. Pada studi lain oleh Parapatinon dan Lovell (1982) juga menyatakan bahwa ikan channel catfish yang diberi pakan banyak mengandung zinc sulfate lebih rentan terhadap E. ictaluri. [2]

    Gejala Klinis
    Penyakit ini bersifat kronis hingga subakut [2] atau hiperakut hingga kronis [6]. Lesi akut/ septikemia mengikuti alur pencernan dimana bakteri termakan, masuk sirkulasi dan berkoloni pada berbagai organ [7]. Lesi akut ditandai dengan ikan kehilangan nafsu makan, berdiam diri di permukaan air, terkadang terlihat seperti “menggantung” dengan posisi kepala di atas ekor di bawah. Dapat pula terjadi pergerakan spiral dan berenang tidak menentu [1]. Ikan mengalami ascites, eksopthalmia, hemoragi petekie pada kulit bagian ventral, dorsal, flank, rahang bawah, dan operculum, insang pucat, terdapat foki depigmentasi [6,7]. Pemeriksaan internal, rongga peritoneum dipenuhi darah atau cairan bening. Hati mengalami nekrosis, limpa dan ginjal membesar, hemorage petekie juga dapat ditemukan di otot [7]. Lesi kronis (encephalitis) mengikuti alur syaraf dimana bakteri menginfeksi syaraf olfactorius. Bakteri masuk ke dalam saccus olfactorius melalui air, masuk ke hidung, lalu ke syaraf olfactorius dan masuk ke otak, kemudian menyebar ke meninges, tengkorak, dan kulit sehingga muncullah gambaran hole in the head  [6, 7]

    Gb. Hole in the head pada catfish (picture credit to Dr Andrew Goodwin)


    Perubahan patologi
    Pada tokolan, mulut, sirip, sisi dan ventral tubuh teramati adanya perdarahan. Area perdarahan bahkan dapat mencapai seluruh tubuh. Area yang terinfeksi mengalami depigmentasi dengan diameter 1-3mm pada sisi tubuh dan belakang. Lesi ini kemudian dapat menjadi ulcer kulit yang meradang berukuran kecil [2].  Lesi memanjang berupa ulcer terdapat di antara mata, bahkan dapat membuat tengkorak terbuka. Pada ikan yang lebih besar perubahan eksternal tidak begitu teramati  sedangkan pada ikan yang lebih kecil mengalami prolapse anus [1]. Pada bagian tengkorak, peradangan granuloma dapat teramati ditandai dengan jaringan tulang yang melunak dan spongy (hole in the head), namun ini bukanlah lesi menciri pada infeksi E. ictaluri [2].  Perubahan internal infeksi E. ictaluri meliputi limpa merah gelap dan hati memucat. Hemoragi terjadi di semua organ dalam, peritoneum, dan otot. Ginjal, hati, limpa membengkak. Rongga abdomen kadang terisi oleh cairan [1].
    Gb. Ulcer pada infeksi Edwardsiella ictaluri (picture credit to Dr T.E Schwedler)

    Pada fase kronis, selain terdapat hole in the head, juga teramati peradangan atau petekie pada kulit rahang bawah dan operculum serta perut sehingga kulit menjadi berwarna merah terang. Pemeriksaan histopatlogi teramati edema, nekrosis pada hati. Ginjal mengalami nekrosis tubulus dan interstitial. Jaringan antar lamella insan dan epidermis kulit hancur. Peradangan ringan teramati pada jaringan otot di bawah epidermis dimana bakteri berkoloni pada kapiler dan menyebabkan depigmentasi kulit dan nekrosis. Bakteri E.ictaluri memiliki target utama pada saccus olfactorius. [2,6]. Pada bagian ini akan terjadi peradangan, lalu meluas ke syaraf olfactorius, dan lobus olfactorius. Telencephalon (meningo enchephalitis) dan jaringan dibawahnya dapat terinfeksi juga [7]

    Diagnosa banding
    Channel catfish virus disease, spring viremia of carp [3], infestasi parasit Bulbophorus sp, E. tarda  [6].

    Metode Diagnosa
    Patogen penyebab penyakit ini dapat diisolasi dari ginjal, otak, dan organ dalam lainnya seperti kulit dan otot menggunakan media BHI atau TSA dimana koloni akan terbentuk dalam 36-48 jam pada suhu 28-30oC [1,2]. Uji konfirmasi E. ictaluri dapat menggunakan karakterisasi biokimia, serologi, atau PCR [2].

    Pencegahan dan Pengendalian
    Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan meminimalisir stress dan menurunkan kepadatan. Meningkatkan kualitas air, pengeringan, dan disinfeksi ulang pasca panen juga dapat membantu. Pada kasus outbreak, ikan dapat diberikan pengobatan melalui pakan. Antibiotik oksitetrasiklin dan sulfonamide dapat digunakan dalam pakan selama 5 hari [1]. Hawke (1979) menggunakan oxytetrasiklin dalam pakan sebesar  2.5 g/45.4 kg ikan/hari selama 4-5 hari untuk mengurangi infeksi [4]. Bakteri E. ictaluri ini lebih banyak terakumulasi di air dibandingkan di karkas/ daging. Oleh karenanya pengelolaan air yang baik akan sangat membantu pencegahan penyebaran penyakit ini. Upaya pencegahan lainnya adalah dengan melakukan vaksinasi. Ikan yang mati sebaiknya segera disingkirkan dari air kolam sebab adanya kemungkinan ikan yang berpotensi sebagai karier dan juga penularan melalui ikan yang mati [2]. Biasanya outbreak dapat mereda dengan sendirinya ketika suhu air mencapai kisaran optimal. Mengurangi pakan ketika terjadi epidemik dapat menurunkan kerugian namun pertumbuhan ikan akan melambat dan menurunkan keuntungan [7].

    Referensi
    1. Schlotffeldt, H.J. Alderman, D.J. , F Baudin-Laurencin., E.M Bernoth., D.W. Bruno., W. Daelman, E. Lorenzen, K.Thorut. 1995 WHAT Should I Do: A Practical Guide for the Fresh Wuter Fish Farmer. European Association of Fish Pathologist
    2. Plumb, J.A dan Hanson, L.A. 2011. Health Maintenance and Principal Microbial Diseases of Cultured Fishes Third Edition. Black and Wiley: Iowa
    3. Australian Government Department of Agriculture, Fisheries and Forestry. 2012, Aquatic Animal Diseases Significant to Australia: Identification Field Guide, 4Th Edition, DAFF, Canberra
    4. Hawke, J.P. (1979) A bacterium associated with disease of pond cultured channel catfish, Ictalurus punctatus. Journal of the Fisheries Research Board of Canada, 36, 1508–1512.
    5. Svobodova, Z. dan Vykusova, B. 1991. Diagnostics, Prevention And Therapy Of Fish Diseases And Intoxications. Research Institute of Fish Culture and Hydrobiology, Vodšany
    6. Raidal, S., Garry Cross, Stan Fenwick, Philip Nicholls, Barbara Nowak, Kevin Ellard, Frances Stephens. 1004. Aquatic Animal Health: Exotic Diseases Training Manual. Murdoch Print: Australia
    7. Noga, E J. 2010. Fish disease : diagnosis and treatment / Second Edition. Blackwell Publishing


    No comments:

    Post a Comment