-->

atas

    Friday 21 April 2023

    Pin Hole Disease pada Rumput Laut

    Nama lain: 

    Etiologi/ penyebab:
    harpacticoid copepod. Spesies Thalestris sp. yang juga termasuk harpaticoid copepod lebih dahulu dipastikan sebagai penyebab pinhole disease [2]. Dua spesies harpacticoid copepod lain yang menginfeksi adalah Amenophia orientalis serta Scutellidium sp. Keduanya dicirkan dengan tubunya yang pipih dorsoventral. Spesies harpaticoid lainnya memiliki tubuh berbentuk silindris [5]. A. orientalis yang menyebabkan pinhole disease hanya stadium nauplius dan copepodid saja, bukan stadium copepod dewasanya [6]. Parathalestris infestus juga dapat menjadi salah satu kemungkinan penyebab pin hole disease [7]. Spesies lain yang diketahui menyebabkan pin hole disease adalah dari genus Amonardia yaitu Amonardia coreana sp dan Amenordia normani [6].

    Gb. Copepod penyebab pinhole disease (Song et al., 2007)

    Hospes : U. pinnatifida [1]

    Stadium rentan
    -

    Epizootiologi:
    Pertama kali penyakit ini dilaporkan pada tahun 1975 di Hokaido, Jepang [2]. Penyakit ini juga terjadi pada rumput laut U. pinnatifida pada tahun 1981 di Tenggara Korea [3] dan tahun 2002-2003 di pantai barat daya Korea. Pada laporan terakhir, penyakit ini meningkat antara bulan Desember (dari bagian frond) hingga April (bagian basal). Atau dapat dikatakan, infeksi cenderung lebih banyak di akhir masa budidaya dibandingkan di awal budidaya [4].

    Siklus Hidup:
    Nauplii A. orientalis berkembang dalam 15 hari pada suhu 15oC menjadi stadium copepodid [6].

    Faktor pendukung
    Proses penuaan jaringan frond menjadi faktor yang membuat U. pinnatifida rentan terhadap penyakit ini [4].

    Gejala Klinis
    Penyakit ini ditandai oleh bentukan seperti pinhole (lubang) berukuran kecil akibat copepoda yang merusak permukaan frond [1]. Larva copepodid merayapi permukaan frond dan memakan jaringan di permukaan tanpa menggali. Permukaan alga menjadi penuh dengan luka akibat aktifitas memakan ini. Nauplii ditemukan pada lubang pin hole. Satu lubang untuk satu nauplii. Lubang ini semakain panjang karena nauplii menggali ke satu arah. Dan ketika tumbuh menjadi copepodid lubang akan semakin besar hingga 7 kalinya [5]. Lubang dimulai dari bagian thallus dari alga [2]. Kemudian meluas hingga ke pinnate blades lainnya. Lubang dapat berbentuk ireguler atau dalam satu barisan. Sel alga yang mengalami pinhole disease berwarna lebih gelap akibat adanya pigmen kecoklatan. Jaringan di sekitarnya akan membengkak dan meninggi. Jumlah pinhole akan meningkat seiring umur dari alga [4]. Midrib, sporophyll, holdfast dan stipe pada frond tidak menunjukkan gejala infeksi oleh A. coreana selama masa budidaya [1,4]. Berbeda dengan A. orientalis dan P. infestus menginfestasi alga pada bagian frond, midrib, dan sporophyl [7]. Titik maksimal infeksi adalah ketika jaringan frond menjadi reproduktif, lebih lunak, dan mulai membusuk [4]. Keberadaan penyakit ini menjadikan kualitas rumput laut menurun dan tidak layak untuk dikonsumsi [2].

    Gb. Gejala pinhole disease rumput laut (Park et al., 2008)

    Perubahan patologi
    -

    Diagnosa banding
    -

    Metode Diagnosa
    Dilakukan dengan pengamatan secara langsung 

    Pencegahan dan Pengendalian
    Upaya pencegahan kerugian yang besar biasanya adalah dengan melakukan panen lebih cepat sebelum kualitas alga semakin jelek [4].

     

    Referensi

    1. Ward, G.M., J.P.Faisan Jr, E.J. Cottier-Cook, C. Gachon, A.Q. Hurtado, P.E. Lim, I. Matoju, F.E. Msuya, D. Bass, J. Brodie. 2020. A review of reported seaweed diseases and pests in aquaculture in Asia. J World Aquacult Soc. 51:815–828.

    2. Torii S, Yamamoto H (1975) Thalestris sp. a parasitic Copepoda on Undaria pinnatifida (a preliminary report). Hokusuishi Geppo 32: 23–34

    3. Kang JW (1981) Some seaweed disease occurred at seaweed farms along the south-eastern coast of Korea. Bull Korean Fish Soc 14:165–170

    4. Park, C.S, K.Y. Park, J.M. Baek, E.K. Hwang. 2008. The occurrence of pinhole disease in relation to developmental stage in cultivated Undaria pinnatifida (Harvey) Suringar (Phaeophyta) in Korea. Jurnal of Applied Phycology, 20: 5, 35–40.

    5. Park, T.S., Y.G. Rho, Y.G. Gong, D.Y. Lee. 1990. A harpaticoid copepod parasitic in the cultivated brown alga Undarina pinnatifida in Korea. Bull Korean Fish Soc 23(6): 439-442

    6. Song, S. J., Rho, H. S., & Kim, W. (2007). A new species ofamonardia(copepoda: Harpacticoida: Miraciidae) from the cultivated brown alga,Undaria pinnatifida. Integrative Biosciences, 11(1), 69–77.

    7. Ho JS, Hong JS (1988) Harpacticoid copepods (Thalestridae) infesting the cultivated Wakame (brown alga, Undaria pinnatifida)in Korea. J Nat His 22:1623–1637

    No comments:

    Post a Comment