-->

atas

    Jumat, 20 Juni 2025

    Mengenal bahaya bakteri Vibrio vulnificus bagi konsumen Seafood

           Salah satu bakteri yang menimbulkan dampak berbahaya bagi manusia adalah Vibrio vulnificus. Bakteri ini mudah ditemukan di perairan laut dan kerang. Infeksi V. vulnificus ini banyak terjadi di daerah subtropis seperti belahan bumi barat, Samudera Atlantik, Thailand, dan Jepang. Di teluk Meksiko, bakteri ini ditemukan dalam konsentrasi tinggi pada bulan April hingga Oktober. Peningkatan kasus bakteri ini berkaitan erat dengan kenaikan suhu bumi yang merupakan suhu optimal pertumbuhan V. vulnificus.
        Vibrio vulnificus ini memiliki karakteristik serupa dengan V. parahaemolyticus dimana dapat tumbuh optimal pada suhu 37oC dan rentang pH 5-10. Faktor virulensi dari V. vulnificus adalah kapsula, sitolisin, protease/elastase, dan fosfolipase. V. vulnificus memiliki 3 biotipe, biotipe 1 yang bersifat patogen pada manusia, biotipe 2 yang patogen pada belut dan biotipe yang menyebabkan infeksi melalui luka pada manusia.
           Bakteri ini diketahui dapat menular melalui bahan makanan asal laut yang tidak dimasak dengan baik atau mentah. Dari banyak kasus, 88% kasus ditemukan karena memakan tiram, 4% udang,  4% ikan, dan 1% kerang, lobster, dll. Penularan bakteri ini juga dapat terjadi melalui luka terbuka saat berenang di laut, menyelam, memancing, atau dari aktifitas lain yang berkaitan dengan pengolahan makanan laut. Berbeda dengan penyakit zoonosis asal tiram lainnya. V. vulnificus tidak berkaitan dengan feses manusia atau cemaran feses.
        Orang yang terinfeksi bakteri V. Vulnificus akan mengalami gejala pada saluran pencernaan seperti mual, muntah, sakit perut, diare, demam, sepsis, shock, hingga kematian. Kematian akibat infeksi bakteri ini dapat terjadi 48 jam pasca infeksi. Orang dengan penyakit diabetes, hati, kanker, HIV/AIDS, gangguan lambung, imun lemah, dan penyakit ginjal kronis beresiko tinggi terhadap infeksi V. vulnificus. Tingkat mortalitas dari bakteri ini melalui makanan cukup tinggi, mencapai 50%.
           Bentuk pencegahan infeksi V. vulnificus adalah dengan menghindari makanan laut yang mentah, menghindari kontak luka terbuka dengan air laut, serta mengenali adanya gejala klinis untuk segera melakukan penanganan. Dibandingkan bakteri vibrio lainnya. V. vulnificus lebih sensitif terhadap berbagai metode inaktivasi dari pengolahan pangan. Pemanasan dengan suhu 50oC selama 5 menit atau pembekuan -40oC selama 3 minggu dapat menurunkan jumlah bakteri ini. Depurasi dinilai kurang efektif dalam mengeliminasi V. vulnificus.

    Referensi

    Tom, P.D. & Stivers, T.L. 2007. Vibrio bacteria pose dangers for consumers, seafood workers. . Global Aquaculture Advocate 10(2): 20-21

    Food and Environmental Hygiene Department The Government of the Hong Kong Special Administrative Region. 2005. Vibrio species in seafood. Risk Assessment Studies Report no 20.

    FAO. 2005. Risk assessment of Vibrio vulnificus in raw oysters Interpretative summary and technical report. WHO

    Leng, F., Lin, S., Wu, W., Zhang, J., Song, J., & Zhong, M. 2019. Epidemiology, pathogenetic mechanism, clinical characteristics, and treatment of Vibrio vulnificus infection: a case report and literature review. European Journal of Clinical Microbiology & Infectious Diseases, 38,

    Sanam, M.U.E., M.A. Gelolodo, E.Tangkonda, F.R. Loe. 2023. Tinjauan Vibrio vulnificus sebagai Ancaman Emerging Foodborne Disease pada Makanan Laut Segar. Jurnal Kajian Veteriner 11(2): 149-165

     

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar