Nama lain
Etiologi/ penyebab
Penaeus Vannamei
Nodavirus. Virus ini secara filogenetik masuk ke dalam Alphanodavirus yang erat
kaitannya dengan Macrobrachium
rosenbergii Nodavirus (MrNV). Virus ini berbentuk kecil dan tidak beramplop
[1]. Virus ini berdiameter 19-27nm,
memiliki dua segmen RNA [3].
Hospes
Penaeus vannamei dan Penaeus monodon rentan terhadap infeksi PvNV melalui percobaan injeksi ataupun peroral [4].
Stadium rentan
-
Epizootiologi
Penyakit ini terdeteksi
pertama kali tahun 2005 pada udang vaname dari Belize. Kerugian yang
diakibatkan virus ini dapat mencapai 50%. Pada pengujian laboratorium, virus
ini tidak menyebabkan kematian namun mempengaruhi tingkat kelulushidupan pada
petak pembesaran [2]. Virus dari PvNV dapat menular melalui vektor seperti
mosquitofish, seabird feces, barnacles, dan zooplankton [1].
Faktor pendukung
Kasus sporadis dari PvNV banyak dipengaruhi oleh stress lingkungan
seperti kepadatan dan suhu tinggi [2].
Gejala Klinis
Penyakit PvNV ini
memiliki gejala klinis berupa lesi berwarna putih dan opaq pada ekor [2]. Pada
uji tantang, udang vaname menghasilkan lesi yang sama dengan infeksi PvNV dalam
11 hari pasca injeksi namun tanpa kematian hingga 4 minggu masa uji. Sedangkan
pada udang monodon tidak ditemukan gejala ekor memutih atau nekrosis otot [4].
Perubahan patologi
Secara histopatologi
PvNV menyebabkan nekrosis multifokal dan fibrosis hemositik pada otot rangka
[2]. Badan inklusi basofilik intrasitoplasmik dari virus PvNV dapat terdeteksi pada organ limfoid,
otot, dan jaringan ikat [1]. Sangat sedikit kejadian infeksi MrNV, PvNV ataupun
IMNV menyebabkan atrofi dan nekrosis hepatopankreas [4]. Pada pemeriksaan
menggunakan In Situ Hibridisasi, virus ini terdeteksi pada otot, organ limfoid,
jaringan ikat, hemosit pada jantung dan insang [2]. Spheroid organ limfoid juga
teramati [3]. Badan inklusi dari PvNV
berhubungan erat dengan mitokondria, yang artinya kompleks replikasi berlokasi
di dalam atau di luar membrane mitokondria [4].
Diagnosa banding
Gejala dari MrNV dan
PvNV sulit dibedakan, namun keduanya memiliki perbedaan virulensi. MrNV
mengakibatkan kerugian hingga 100% pada udang galah sedangkan PvNV tidak
menyebabkan kematian pada udang vaname. Disamping itu PvNV tidak menyerang pada
udang galah. Beberapa udang penaeid seperti P.
indicus, P. monodon, P. japonicus terbukti dapat menjadi reservoir dari
MrNV [1]. Gejala klinis dan histopatologi dari PvNV memiliki kemiripan dengan
IMNV. Keduanya dapat dibedakan dengan menggunakan RT PCR dan ISH [2].
Metode Diagnosa
Pengujian virus PvNV dapat dilakukan menggunakan histopatologi, in situ
hibridisasi, RT PCR, TEM, nRT-PCR dan RT-LAMP-AuNP [2,3]
Pencegahan dan
Pengendalian
Hingga saat ini belum ada penelitian di tambak mengenai pengendalian atau
pencegahan infeksi nodavirus pada krustasea. Pencegahan merupakan metode paling
efisien untuk menghindari outbreak. Pencegahan seperti skrining induk dan PL
serta praktek manajemen dapat mencegah infeksi nodavirus. Penggunaan
obat-obatan seperti imunostimulan dan RNA interference (RNAi) (dsDNA) harus
ditelusur untuk mengetahui efeknya dalam mengendalikan infeksi nodavirus.
Pengembangan metode diagnostic spesifik lebih penting untuk mendeteksi
nodavirus ini dan melengkapi epidemiologi, penularan, serta hospes virus ini
[4].
Referensi
- Tang, K.F.J., C.R. Pantoja, R.M. Redman, S.A. Navarro, D.V. Lightner. 2011. Ultrastructural and sequence characterization of Penaeus vannamei nodavirus (PvNV) from Belize. Dis Aquat Org 94: 179–187
- Tang KFJ, Pantoja CR, Redman RM, Lightner DV. 2007. Development of in situ hybridization and RT-PCR assay for the detection of a nodavirus (PvNV) that causes muscle necrosis in Penaeus vannamei. Dis Aquat Org 75: 183–190
- Wang, C.S. 2016. Chapter 34: NOdavirus of Crustaceans dalam Kibenge, F.S.B. dan Godoy, M.G. (Ed). 2016. Aquaculture Virology. Elsevier: UK
- Kibenge, F.S.B. dan Godoy, M.G. (Ed). 2016. Aquaculture Virology. Elsevier: UK
No comments:
Post a Comment