-->

atas

    Saturday 5 October 2019

    Katarak pada Ikan

    Etiologi/ penyebab:

    Katarak merupakan salah satu gangguan yang sering dijumpai pada ikan. Katarak berkaitan dengan opasitas lensa atau kapsula lensa yang menghubungkan abnormalitas sebaran cahaya mealui lensa dan menyebabkan berkurangnya penglihatan hingga kebutaan [6]. Berdasarkan penyakit, katarak terbagi menjadi dua, primer dan sekunder. Pada katarak primer, gejala utama hanyalah adanya opasitas lensa. Katarak primer umumnya disebabkan oleh berkurangnya penglihatan pada ikan di kolam pembesaran dan lebih banyak dipelajari terdapat pada salmon. Sedangkan katarak sekunder disebabkan oleh adanya penyakit intraokuler. Faktor penyebab katarak dapat bersifat permanen atau sementara. Jika penyebab utama dihilangkan, serabut korteks tumbuh di sisi lensa. Cincin perifer jaringan lensa normal terbentuk di sekeliling perubahan katarak yang menekan ke tengah lensa [11]

    Hospes semua ikan rentan terhadap katarak, bergantung pada etiologinya [9]

    Epizootiologi:
    Meskipun katarak tidak menimbulkan kematian pada ikan, namun mempengaruhi pertumbuhan karena menurunkan kemampuan melihat pada saat makan[2].

    Faktor pendukung
    Katarak pada ikan berkaitan dengan hal-hal berikut: [3], [5], [6], [7], [9], [10]
    - Defisiensi nutrisi (pakan yang busuk dan pertumbuhan yang cepat).
    - defisiensi zinc
    - Kadar abu, kalsium, dan fosfor yang berlebihan
    - Defisiensi vitamin A, riboflavin
    - Defisiensi asam amino methionin, histidin
    - Anomali Genetik
    Katarak yang bersifat idiopatik dapat berupa katarak osmotik dan permanen. Katarak osmotik berkaitan dengan perubahan lingkungan yang cepat akibat gangguan pada osmoregulasi, namun katarak ini dapat sembuh kembai. Katarak permanen terjadi pada ikan salmon usia muda setelah dipindahkan ke air laut. Katarak ini berkaitan dengan meningkatnya suhu, pertumbuhan yang cepat, dan status nutrisi [5].
    - infestasi parasit metacestoda G. Squali, Diplostomum sp
    - Gas Bubble disease
    - MAS
    - Ocular trauma
    - Infeksi seperti streptoccosis
    - Faktor lingkungan yang berkaitan dengan katarak adalah kualitas air yang buruk, toksikan, suhu air yang rendah, ketidakseimbangan osmosis
    - Stres fisiologis dan trauma
    - Bahan kimia seperti obat dan kontaminan
    - Radiasi UV. Radiasi akan mengoksidasi kristalin lensa dan menimbulkan agregasi protein

    Gejala Klinis
    Katarak pada ikan, secara tampilan kerap berupa mata yang “opaq” atau “cloudy” berkabut [4]. Katarak bermula dari gangguan susunan serabut lensa atau perubahan konformasi atay kapasitas mengikat air dari protein lensa [6]. Gejala uveitis dapat terlihat pada ikan yang menderita katarak akut. Hal ini ditadai dengan neovaskularisasi iris, ruptur pembuluh darah permukan iris, hyphaema, iris menghitam, dan miosis ringan. Katarak yang berlangsung lamban dapat terjadi, namun pada akhirnya juga mengakibatkan opasitas lensa. Kebanyakan katarak bersifat bilateral, meskipun diawali dari satu mata [11]. Secara perilaku, ikan kurang respon terhadap predator, bayangan atau gerakan. Ikan juga dapat kehilangan berat badan akibat kesulitan makan atau berkompetisi mendapatkan makanan [9]. 

    Gb. Katarak pada ikan cod (pict credit to Umaine.edu)
    Perubahan patologi
    Secara histologi, katarak dapat terlihat sebagai degenerasi hidropik pada lensa, lisisnya serabut, hiperplasia epitel, dan migrasi intralenticular epitel permukaan [9]. Selama perkembangan cepat katarak, lensa menarik air dan menyebabkan degenerasi morgagnial cortical dan membentuk “globulu morgagnial”. Hal ini akan menyebabkan pembengkakan jaringan dalam kantung capsular, yang mana akan ruptur ke bagian posterior, yang menekan nukleus lensa ke bagian posterior mata [11]. Abnormalitas lensa pada ikan, sebagaimana yang dijelaskan oleh Watanabe dan Yamada (1980), terbagi menjadii 4 tipe [1]

    Tipe I. Kolaps serabut lensa pada korteks anterior
    Pada tipe ini, abnormalitas dijumpai pada epitel di bagian anterior. Proliferasi epitel terbentuk dan masuk ke lapisan serabut dan kapsula. Sel –sel yang berproliferasi berbentuk bulat atau oval. Lensa pada kelainan tipe ini memiliki kapsula lensa yang membengkak dan heterogen

    Tipe II. Kolaps sebagian serabut lensa pada bagian yang lebih dalam dari kutub anterior.
    Area yang tedampak pada tipe ini lebih sempit sebab hanya terjadi pada bagian anterior nukleus lensa. Tipe ini tidak memiliki absonrmalitas epitel atau serabut, namun terkadang dijumpai pembengkakan kapsul. Gangguan tipe I dan II selalu digambarkan opaq.

    Tipe III. Gangguan serabut lensa pada korteks posterior.
    Stadium awal abnormalitas ini adalah serabut lapisan korteks yang menjadi longgar dan kehilangan afinitasnya terhadap pewarna hematoksilin. Massa homogen terwarnai sedikit yang kadang masuk ke bagian terluar area terdampak.

    Tipe IV. Bertambahnya ketebalan atau kolaps dari lapisan hyalin di kutub anterior.
    Pada tipe ini tidak terdapat perubahan pada epitel dan serabut lensa. Gangguan tipe III dan IV tidak selalu opaq.

    Ruptur parsial sudut posterior dengan tekanan material lensa pada ikan cod yang mengalami katarak (pixt credit to Fergusson, 2006)
    Diagnosa banding
    Penting adanya untuk membedakan antara katarak dengan edema kornea atau opasitas kornea yang menyebabkan mata berkabut. Katarak tidak seharusnya dibiaskan dengan adanya opasitas postmortem [9].

    Metode Diagnosa
    Secara visual katarak mudah diamati bersamaan dengan berkurangnya penglihatan satu atau kedua mata [9]. Opthalmoscope portable dapat digunakan untuk memeriksa struktur intraocular dan retina [12].

    Pencegahan dan Pengendalian
    Pengendalian katarak bergantung pada etiologinya dibarengi dengan nutrisi dan pakan yang cukup dan mengandung vitamin A, serta mengeliminasi hospes intermedier parasit. Paa ikan hias, beberapa prosedur pembedahan dapat dilakukan untuk mengambil lensa atau mengambil/mengganti seluruh lensa untuk alasan kosmetik [9].

    Referensi
    1. Watanabe, Y. Dan Yamada, J. 1980. Histological Charateristics of Cataractous Eye Lenses in Cultured Masu Salmon. Bull Fac Fish Hokkaido Univ 31(4): 290-296
    2. Hosoe, S. dan Tashiro, F. 1979. Studeies on The Cataracta in Salmonid Fish-II. Influence of Cataracta on The growth of Amago salmon. Rep Gifu Pref. Fish. Exp Station 24:51-54
    3. Woo, P.T.K., D.W. Bruno, L.H. Susan Lim (Ed). 2002. Diseases and Disorders of Finfish in Cage Culture. CABInternational: Wallingford
    4. Smith, S.B., A.P. Donahue, R.J. Lipkin, V.S. Blazer, C.J. Schmitt, R.W. Goede. 2002. Illustrated Field Guide for Assessing External and Internal Anomalies in Fish. Information and Technology Report USGS/BRD/ITR-2002-0007
    5. Noga, E J. 2010. Fish disease : diagnosis and treatment / Second Edition. Blackwell Publishing
    6. Leatherland, J.F. dan Woo, P.T.K. 2010. Fish Diseases and Disorders, Volume 2: Non-infectious Disorders, Second Edition. CAB International: Wallingford
    7. Woo, P.T.K dan Bruno, D.W (Ed). 2011. Fish Diseases and Disorders, Volume 3: Viral, bacterial and Fungal Infections 2nd Edition. CABi: UK
    8. Woo, P.T.K. dan Cipriano, R.C (Ed). 2017. Fish Viruses and Bacteria: Pathobiology and Protection. CAB International: UK
    9. Smith, S.A (Ed). 2019. Fish Disease and Medicine. CRC Press:  Boca Raton
    10. Roberts, R.J (Ed). 2012. Fish Pathology 4th Ed. Wiley-Blackwell: UK
    11. Fergusson, F.W. (ed). 2006. Systemic Pathology of Fish A Text and Atlas of Normal Tissues
    in Teleosts and their Responses in Disease. Scotian Press: UK
    12. Wildgoose, W.H (Ed). 2001. BSAVA Manual of Ornamental Fish. British Small Animal Veterinary Association

    No comments:

    Post a Comment