-->

Referensi

    Rabu, 30 Juli 2025

    Proliferative kidney disease (PKD) pada ikan

    Nama lain: 
    Tetracapsuloides bryosalmonae infection [7].

    Etiologi/ penyebab:
    parasit PKX (proliferative kidney x (unknown) cell), myxozoa, Tetracapsuloides bryosalmonae = Tetracapsula renicola [1,2]. Parasit ini termasuk famili Sphaerosporidae, genus Sphaerospora [4].

    Hospes :
    Rainbow trout, salmon [1], steelhead trout, cutthroat trout, arctic charr, grayling charr. Brook trout dapat terinfeksi tanpa gejala klinis [7].

    Stadium rentan :
    benih [4], juvenil [7].

    Epizootiologi:
    PKD merupakan penyakit yang dilaporkan terjadi Amerika Serikat, Kanada, dan Eropa [7]. Penyakit ini berjalan secara kronis dan kematian oleh penyakit ini antara 5-90% [1]. Penularan penyakit ini tidak begitu dipahami [2]. Mortalitas tinggi terjadi pada musim panas [4].

    Siklus Hidup:
    Siklus hidup Parasit PKX melibatkan beberapa hospes intermediet [2]. Bryozoan air tawar (Pectinatella manifica, Cristatella mucedo, Plumatella rogusaa, Fredericella sultana) menjadi inang utama dari parasit ini[3,7]. Spora dilepaskan oleh bryozoan kemudian masuk melalui kulit ikan dan berproliferasi secara cepat di organ dalam terutama limpa dan ginjal [6]. Stadium perkembangan di ginjal salmon meliputi sporogenik dan ekstrasporogenik. Stadium ekstrasporogenik terjadi di interstitial ginjal dan hanya dapat teramati pada histologi atau preparat tekan. Parasit berukuran >20um dengan plasmalemma mencolok. Stadium sporogensis terjadi di tubulus ginjal [4].

    Faktor pendukung
    Penyakit ini terjadi ketika suhu air meningkat [6]. Gejala klnis infeksi muncul pada suhu di atas 16oC [2]. Tingginya mortalitas tidak selalu berkaitan dengan tingginya jumlah parasit. Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat faktor lain yang berkontribusi terhadap morbiditas [7].

    Gejala Klinis
    Spora infektif parasit masuk ke tubuh ikan melalui insang dan kulit [3]. Ikan yang terinfeksi PKD terlihat menggelap dan lemah. Gejala klinis yang teramati antara lain mata terlihat menonjol, tubuh membengkak,  abdomen membesar, insang pucat, kulit menggelap. [1,2]. Gejala klinis eksternal hanya terlihat beberapa minggu pertama sebelum muncul gejala klinis eksternal. Pada abdomen terdapat ascites sebagai akibat kegagalan fungsi ginjal [2]. Organ hati berwarna kekuningan [4].

    Gb. Gejala PKD ginjal pada rainbow trout, teramati bungkul granuloma (pict credit to Bruno et al 2010)

    Perubahan patologi
    Pada organ dalam, limpa dan ginjal membengkak serta teramati adanya ascites. Terkadang, ginjal dapat berwarna kelabu dan berbintik-bintik [1]. Ginjal dapat membengkak hingga 10 kalinya [8]. Pada pengamatan histologi, parasit berbentuk serupa amuba berukuran 5-20um dengan sitoplasma eosinofilik dan berbusa. Stadium awal penyakit ini ditandai dengan hiperplasia hematopoietik. Ginjal memperlihatkan nefritis interstitial kronis. Parasit juga menyerang pembuluh darah, menyebabkan nekrosis vaskulitis, melekat dan menyumbat pembuluh darah. Organ lain dengan vaskularisasi besar seperti insang, limpa, ginjal, dan pankreas juga menunjukkan perubahan serupa dengan ginjal [1]. Peradangan pada ginjal disebabkan oleh repon berlebih terhadap infeksi parasit PKX [2]. Peradangan granuloma multifokal disebabkan oleh ploriferasi stadium histozoic dan extrasporogonic parasit. Tergantikannya jaringan interstitial ginjal dengan hiperplasia hematopoietik terjadi pada awal infeksi. Pada stadium akut, teramati hemoragi yang meluas. Sedangkan pada stadium akhir, jumlah nefron dan melanomakrofag center berkurang dan digantikan dengan fibrosis kronis [3].

    Patogenesis
    Organ utama target parasit ini adalah ginjal. Di ginjal, parasit melakukan sporogensis namun tidak menghasilkan spora dewasa. Parasit kerap ditemukan secara tuggal atau beragregat di vena portal renalis. Keberadaan parasit di ginjal mengakibatkan nefritis interstitial, vaskulitis, atrofi tubulus. Parasit dapat menyebar ke organ lain kemungkinan melalui darah [7].

    Diagnosa banding
    Sphaerospora truttae  [3], piscirickettsiosis [8].

    Metode Diagnosa
    Diaganosa awal dapat dilakukan dengan pewarnaan giemsa pada ginjal posterior atau limpa. Parasit akan teramati berdiameter 10-20um. Pemeriksaan melalui wet mount dan imprint ginjal efektif untuk mendeteksi infeksi subklinis. Histopatologi dapat digunakan sebagai diagnosa konfirmasi untuk mengetahui keberadaan parasit. Pengujian dengan PCR mampu mendeteksi parasit pada infeksi yang ringan  [1].

    Pencegahan dan Pengendalian
    Pencegahan dapat dilakukan dengan menempatkan ikan pada air yang tidak terkontaminasi. Penyakit ini dapat dikendalikan dengan penggunaan malachite green. Namun bahan ini tidak dapat digunakan pada komoditas konsumsi. Ikan yang pernah terinfeksi menjadi kebal dan tidak bereaksi terhadap infeksi berulang [2]. Vaksin untuk penyakit ini tidak ada. Metode skrining dapat dilakukan untuk pencegahan. Pemberian fumagillin 3mg/kg bb selama 14 hari pasca terdeteksi dapat menurunkan prevalensi penyakit [4]. Agar respon imun ikan terhadap penyakit ini lebih efektif bekerja, penebaran ikan disarankan dilakukan pada akhir musim gugur, ketika jumlah parasit rendah sehingga imunitas akan meningkat ketika masuk musim semi dimana jumlah parasit meningkat [5]. Menaikkan salinitas antara 8-12ppt dapat menurunkan morbiditas dan mortalitas parasit ini. Menurunkan suhu, padat tebar, frekuensi pakan juga dapat menekan dampak dari parasit [7,8].

    Referensi

    1. Kent, M. 2002. 3.2.7 Proliferative Kidney Disease. Blue book
    2. Schlotfeldt, H.J. Alderman, D.J. , F Baudin-Laurencin., E.M Bernoth., D.W. Bruno., W. Daelman, E. Lorenzen, K.Thorut. 1995. WHAT Should I Do: A Practical Guide For The Fresh Water Fish Farmer. European Association Of Fish Pathologist
    3. Bruno, D.W., P.A. Noguera, T.T. Poppe. 2010. A Colour Atlas of Salmonid Diseases Second Edition. Springer: London
    4. Woo, P.T.K., D.W. Bruno, L.H. Susan Lim (Ed). 2002. Diseases and Disorders of Finfish in Cage Culture. CABInternational: Wallingford
    5. Jeney, G (Ed). 2017. Fish Diseases Prevention and Control Strategies. Academic Press
    6. Roberts, R.J (Ed). Fish Pathology 4th Ed. Wiley-Blackwell: UK
    7. Noga, E J. 2010. Fish disease : diagnosis and treatment / Second Edition. Blackwell Publishing
    8. Smith, S.A (Ed). 2019. Fish Disease and Medicine. CRC Press: Boca Raton

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar