Biosekuriti dapat didefinisikan sebagai sebuah upaya untuk mencegah masuk, berkembang, dan menyebarnya suatu penyakit dari satu tempat ke tempat lain yang bebas penyakit. Pengertian biosekuriti pada budidaya udang adalah upaya untuk menghindari pathogen spesifik dari fasilitas indukan, hatchery, dan tambak, dari seluruh wilayah atau negara untuk mencegah dampak ekonomis dari suatu penyakit penting. Biosekuriti dilakukan untuk meminimalkan masuk dan menyebarnya patogen pada tambak. Biosekuriti diterapkan dengan cara mengidentifikasi resiko dan mengaplikasikan metode untuk meminimalisir resiko tersebut. Berikut ini adalah tujuan dari dilakukannya biosekuriti:
- Mendeteksi potensi patogen
- Meminimalisir resiko dan penyebaran patogen
- Menjaga kesehatan udang
- Melindungi dari masuknya penyakit baru
- Melindungi kesehatan manusia.
- Menekan kerugian akibat wabah penyakit
- Efisiensi waktu, pakan, tenaga
Derajat resiko / potensi masuknya patogen
Setiap stadia udang dan media pembawa memiliki tingkatan resiko terhadap masuknya patogen
Faktor yang berpotensi terhadap penyebaran penyakit
Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebarkan penyakit budidaya seperti pada diagram berikut
Komponen biosekuriti
Prinsip biosekuriti
Terdapat tiga prinsip biosekuriti antara lain:
- Identifikasi bahayaMeliputi pengetahuian jenis penyakit yang menjadi target utama, cara penularan penyakit, jenis dan asal ikan, faktor
- Penilaian ResikoMeliputi ikan masuk, sumber air, status kesehatan, peralatan dan sarana transportasi, vektor.
- Penentuan perlu/tidaknya biosekuriti
Biosekuriti yang baik dapat mencegah terjadinya outbreak, kesehatan udang terjaga, produksi tinggi dan terjaga, menurunkan resiko operasional. Biosekuriti dapat bersifat negara, provinsi, hingga regional/kawasan. Biosekuriti dapat diterapkan dengan cara:
- Pemisahan stadium
- Karantina
- Memisahkan peralatan
- Penggunaan log bookLog book dapat membantu menelusur informasi status kesehatan, berat badan, jumlah pakan, dan penerapan manajemen budidaya
- Pencegahan penyakitHal ini dapat di terapkan untuk menghilangkan patogen dari sumber air. Salah satunya adalah dengan melakukan treatmen air budidaya.
- Pemantauan penyakitDapat dilakukan dengan sampling lethal atau non lethal.
- Optimalisasi manajemen budidaya seperti padat tebar, kualitas air, nutrisi dan genetik
- Pembuatan dan penerapan SOP
Biosekuriti dapat dimulai dari pintu masuk hingga ke dalam fasilitas budidaya
Biosekuriti pintu masuk
- Disinfeksi kendaraan
- Pintu/gerbang
- Sumber air
- Buku pengunjung
- Lokasi parkir kendaraan pengunjung
Zona internal
- Pembatasan orang
- Sterilisasi peralatan dan tidak dicampur penggunaannya
- Foot bath
- Hand sanitizer
- Pembatasan zona hatchery dan pembesaran
- Kontrol hama/ pemagaran dan BSD
- Kolam/petakPerlu dipasangi net atau filter fisik atau menggunakan wire shocker untuk mencegah masuknya predator
- Sterilisasi air sumberPemberian klorin 1ppm selama 24 jam dapat meminimalisir masuknya patogen dari sumber air
- Pemantauan kesehatan udang secara berkala
- Pemantauan kualitas air secara rutin
Biosekuriti di dalam hatchery
- Sterilisasi peralatan
- Pemisahan wadah
- Spesialisasi teknisi
- Sterilisasi air budidaya dengan 10-15ppm klorin sebelum digunakan
Penerapan biosekuriti
Pada penerapannya, biosekuriti dapat diterapkan secara ketat seperti pada tambak intensif dan semi intensif. Namun, karena berbagai keterbatasan, biosekuriti kadang kala tidak diterapkan sebagaimana mestinya, seperti pada tambak tradisional. Secara umum, penerapan biosekuriti dapat dilakukan dengan dua tahapan.
Referensi
Felix, S., T. Samocha, M. Menaga. 2021. Vannamei Shrimp Farming. CRC Press: Boca Raton
IISAP UQ training 2023
ToT for shrimp on farm biosecutiry and best management practices (BMPs) 2014
UAZ training 2012
Muzahar.2020. Teknologi dan Manajemen Budidaya Udang. Universitas Maritim Raja Ali Haji: Tanjung Pinang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar