Apakah akuaponik itu?
Akuaponik merupakan kombinasi tehnik pembesaran
ikan yang dibarengi dengan tehnik pembesaran tanaman secara hidroponik. Atau
dengan kata lain penggabungan akuakultur dengan hidroponik.
Bagaimana prinsip kerja akuaponik?
Teknologi akuaponik menggunakan prinsip
resirkulasi air hasil pemeliharaan ikan yang terus menerus dialirkan ke media
tanaman untuk disaring dan kembali ke air pemeliharaan ikan. Hasil perombakan
bahan organik dalam pembesaran ikan digunakan sebagai nutrisi bagi tanaman. Dengan
metode akuaponik, 80% ammonia di kolam dapat tersaring.
Apakah keuntungan budidaya akuaponik?
Budidaya akuaponik ini dapat mengoptimalkan
lahan yang terbatas untuk memaksimalkan pertumbuhan ikan dan tanaman. Teknologi
ini dapat dilakukan di lahan
yang sempit dengan volume air yang minimal dan
mengurangi pencemaran. Dalam skala kecil sistem ini bermanfaat untuk rumah
tangga. Dalam skala besar dapat digunakan untuk kebutuhan komersial. Biaya kebutuhan budidaya akan terpangkas dari
segia air, upah, dan pupuk. Disamping itu produksi ikan dapat meningkat.
Apa saja yang harus dipersiapkan untuk budidaya
akuaponik?
- Bibit tanaman
- Benih ikan
- Media tanam (kerikil, arang, sabut kelapa)
- probiotik/ pupuk organik
- Wadah pemeliharaan ikan
- Rak pemeliharaan tanaman
- Pipa PVC
- Sambungan pipa
- aerator
- timer
- Siphon
Untuk skala rumah tangga cukup menyediakan bak
fiberglass, pipa pvc, pompa akuarium.
Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam
akuaponik?
Hal utama yang perlu diperhatikan adalah luas
lahan, jenis ikan, kepadatan, jenis tanaman, media tanam, rancangan sistem
akuaponik, parameter biotik lingkungan.
Jenis ikan apa saja yang dapat digunakan dalam
akuaponik?
Ikan mas (10-200 ekor/m2), ikan nila (100-150
ekor/m2), ikan gurame (5-10 ekor/m2), ikan lele (100-150 ekor/m2), ikan baung, ikan
tengadak, belut, ikan patin (10-15 ekor/m2).
Bentuk kolam apa yang cocok untuk akuaponik?
Bila lahan cukup luas dapat menggunakan kolam
terpal, bila tidak, bekas drum juga dapat digunakan.
Jenis tanaman apa saja yang dapat digunakan
dalam akuaponik?
Umumnya adalah sayuran seperti kangkung, sawi,
selada, terong ungu, terong sayur, cabe merah, cabe rawit pokchai, tomat.
Beberapa ada yang harus disemai, namun juga ada yang ditanam langsung. Bila
disemai, tunggu sampai ketinggian 10cm. Jarak tanam antar tanaman sebaiknya
kangkung 10cm, cabai 40cm, tomat, 40cm, terong sayur 40cm. Guna menghindari
tanaman layu, penanaman dilakukan pada sore hari.
Bagaimana sistem filtrasi pada akuaponik?
Sebagai filter dapat menggunakan sabut kelapa,
kerikil, dan arang. Adapula yang menggunakan zeolite, batu apung, dan bioball.
Wadah apa yang digunakan untuk tanaman pada
akuaponik?
Semua wadah dapat digunakan. Bila untuk
keperluan produksi, wadah murah seperti ember plastic, pot bunga, keranjang
plastic, kotak, kayu, pipa pvc dapat digunakan.
Bila juga digunakan sebagai taman, dapat menggunakan pot keramik.
Media tanam apa yang cocok untuk akuaponik?
Media harus bersifat porous karena akan
memfilter air seperti pasir kasar, kerikil, batu apung, arang, dll. Ada tiga
macam model media tanam yang digunakan pada akuaponik yaitu deep water culture (DWC), Nutrient Film Technique) dan Media bed.
Model media
|
Kelebihan
|
kekurangan
|
Media bed
|
- Cocok untuk pemula, sederhana, efisien
tempat, murah.
- Media yang digunakan dapat menyokong
perakaran dan sebagai filter.
- Semua jenis tanaman dapat ditanam secata
tunggal maupun campuran
|
- sulit dikembangkan untuk skala besar
- adanya resiko penyumbatan
- laju evaporasi cukup tinggi
|
Model NFT
|
- cocok untuk akuaponik komersial
-pengaturan system vertical cocok diterapkan
diperkotaan
|
- pembuatan yang kompleks dan mahal
- membutuhkan system filtrasi yang lebih
- jenis tanaman sayuran terbatas
|
Model DWC
|
- cocok untuk skala besar dan komersial
- cocok untuk selada, kemangi, dan beberapa
jenis sawi
|
- kompleksitas pembuatan
- jenis tanaman terbatas
|
Tanaman dapat ditempatkan pada stereofoam yang
dilubangi dan diapungkan. Model media
bed sangat direkomendasikan untuk akuaponik pemula yang pengetahuanya masih
terbatas. Sistem NFT (nutrient film technique) juga cocok
untuk beberapa sayuran, menggunakan pipa yang dipasang horizontal dan air
dialirkan secara ripis saja. Deep Water
Culture termasuk dalam model rakit dimana tanaman ditanam dalam pot net
yang dimasukkan ke dalam lubang di atas rakit polystyrene. Akar menggantung
dalam aliran air kolam pemeliharaan. Sistem pasang surut lebih cocok lagi sebab
akar tanaman diberi kesempatan bernafas sebelum kembali terendam air.
Apakah kendala dari teknologi akuaponik? Bagaimana cara
mengatasinya?
Kendala utama adalah keharaan.
Sumber hara utama akuaponik berasal dari pelet pakan. Sedangkan kebutuhan
tanaman tidak semuanya ada dalam pakan ikan. Hal ini dapat menyebabkan
defisiensi nutrisi tanaman. Di awal akuaponik juga akan ditemui permasalahan
ketidakseimbangan unsur N sebab belum
seimbangnya laju dekomposisi dan nitrifikasi yang mengakibatkan tingginya kadar
amonia dan bahan organik serta keasaman air.
Permasalahan keasaman air dapat diatasi dengan
penambahan basa dengan kalsium hidroksida, kalsium karbonat, atau lebih murah
menggunakan tepunfg kulit telur, kapur, kulit kerang. Sedangkan defisiensi
unsur hara diatasi dengan menghitung luasan tanaman yang membutuhkan unsur
hara. Defisiensi unsur besi diatasi dengan bahan pengkelat seperti Fe EDTA, Fe
DPTA, Fe EDDHA. Defisiensi unsur hara mikro ditasi dengan pemberian fermentasi
kompos atau compost tea.
Bahan Bacaan
Anjani, P.A., R. Kusdarwati,
Sudarno. 2017. Pengaruh Teknologi Akuaponik Dengan Media Tanam Selada (Lactuca sativa) yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Belut (Monopterus albus) Journal of
Aquaculture and Fish Health 6(2): 67-73
Harahap, T.S., Mulyadi, Rusliadi. Pemeliharaan Benih Ikan Baung (Mystus Nemurus C.V) Dengan Sistem Bioflok Pada Sistem Resirkulasi Akuaponik
Rini, D.S., H. Hasan, E. Prasetio.
Sistem Akuaponik Dengan Jenis Tumbuhan Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Benih
Ikan Tengadak (Barbonymus Scwanenfeldii)
Sastro, Y. 2015. Akuaponik :
Budidaya Tanaman Terintegrasi Dengan Ikan, Permasalahan Keharaan dan Strategi
Mengatasinya. Buletin Pertanian Perkotaan 5(1): 33-42
Sari, I.G.A.A.R.P. Budidaya
Ikan dan Tanaman dengan Sistem Akuaponik. UnSoed.
Sutrisno, E. Nugroho, A. H.
Kristanto. Akuaponik. Presentasi
Wicaksana, S.N., Hastuti, S.,
Arini, E. 2015. Performa Produksi Ikan Lele Dumbo (Clarias Gariepinus) Yang
Dipelihara Dengan Sistem Biofilter Akuaponik Dan Konvensional. Journal of
Aquaculture Management and Technology 4(4): 109-116
Widyastuti, E. Sistem Aquaponik
Sebagai Solusi Budidaya Ikai Dan Sayuran Pada Lahan Dan Air Terbatas. UnSoed
No comments:
Post a Comment